Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
Credit by: Kolonel (PSK) Deny Muis (kanan) saat dipercaya jadi Komandan Grup B Paspampres pada November 2014. (foto: Paspampres)

Jakarta-PINews.com,- NASIB baik tengah berpihak pada Kolonel (PSK) Deny Muis. Jebolan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1993 itu pekan lalu didapuk menjadi Wakil Komandan Pasukan Pengamanan Kepresidenan (Paspampres). Deny, yang malang melintang di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI AU dan Paspampres, itu menggantikan Brigadir Jenderal TNI Marulli Simanjuntak, jebolan Akademi Militer (Akmil) 1992, yang juga menantu Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan. Maruli dimutasi jadi Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro menggantikan Brigjen (TNI) Bakti Agus Fadjari, jebolan Akmil 1987.

Tak banyak pihak menyangka karier Deny demikian mulus, kendati memang yang bersangkutan diproyeksikan bakal menyandang satu bintang di pundaknya. Tapi, Deny sejatinya memang cukup rancak dalam melakoni setiap tugas yang diembannya. Itu terbukti dari beragam penugasan dilalui dengan baik. Sebut saja saat menjabat Komandan Den Bravo 90 (sekarang Sat Bravo). Yang bersangkutan pun pernah jadi Asisten Intelijen Korpaskhas dan Asisten Operasi Korpaskhas setelah sebelumnya menjabat Wakil Asisten Pengamanan Paspampres. Lepas dari Asisten di Korpaskhas, Deny promosi jadi Dan Grup C Paspamprs kemudian mutasi lagi jadi Dan Grup B Paspampres.

Deny akan mengikuti jejak Brigjen (Pol) Tedy Minahasa Putra. Tedy adalah jebolan 1993 dari Akademi Kepolisian yang pada 2017 menjabat Kepala Biro Pengamanan Internal Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri setelah selama tiga tahun menjadi Ajudan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla. Saat ini Tedy menjabat Kepala Kepolisian Daerah Tipe B Banten. Beragam penugasan pernah dijabatnya, antara lain Kepala Polres Malang Kota, dan Kepala Detasemen C Biro Pengamanan Internal Divpropam Polri.

 

Bambang Trisnohadi

Tiada yang memerkirakan Deny Muis akan demikian cepat jadi  marsekal pertama, setara brigadir jenderal. Awalnya, yang diperkirakan bakal jadi bintang satu pertama dari lingkungan Akademi TNI jebolan 1993 adalah seorang kolonel jebolan Akmil. Beberapa nama tamatan Akmil 1993 disebut-sebut bakal segera mengganti tiga mawar di pundaknya menjadi satu bintang: Danrem Suryakencana Bogor/Kodam III Siliwangi Kolonel (Inf) M Hasan; mantan Danrem Binaiya/Kodam XVI/Patimura sekaligus Danrem pertama dari Akmil 1993 Kolonel Christian Kurnianto Tuhuteru; dan Kolonel Infanteri Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar, Danrem 172/Praja Wira Yakti Kodam XVII/Cendrawasih.

Di luar ketiga kolonel itu, sejatinya ada yang sangat layak dari jebolan Akmil 1993 untuk segera promosi jadi bintang satu. Dia adalah Kolonel (Inf) Bambang Trisnohadi. Jebolan SMAN Boedoet Jakarta 1990 itu bahkan termasuk salah satu prajurit TNI yang paling paripurna dan  bisa jadi masuk dalam tinta emas sejarah TNI. Maklum, Bambang adalah tentara yang memperoleh tiga predikat terbaik sekaligus. Pertama, meraih predikat lulusan terbaik (Adhi Makayasa) pada 1993. Kedua, lulusan terbaik Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Komandan TNI AD XLVI pada 2008. (Pada Dikreg Seskoad XLV pada 2007, Jonathan Binsar Sianipar yang jadi lulusan terbaik). Ketiga, meraih predikat lulusan terbaik pada pendidikan Sesko TNI pada 2017.

Rekam jejak kelahiran Jakarta Februari 1972 itu juga cukup moncer. Dimulai jadi Perwira bantuan Madya Latihan Operasi Paspampres, lalu promosi jadi Komandan Detasemen Pengawal Pribadi Grup A Paspamres. Selepas itu, promosi jadi Komandan Batalyon Infanteri 315/Garuda dan  Sekretaris Pribadi Wakasad pada 2011-2012. Pada 2012 promosi jadi Komandan Grup A Paspampres selepas itu pada 2014 menyerahkan kursi Dan Grup A kepada Marulli Simanjuntak karena Bambang mutasi jadi Asisten Operasi Kasdam VI/Mulawarman. Selepas itu, jadi Koordinator Staf Pribadi Kasad sebelum promosi jadi Komandan Detasemen Taruna Akmil menggantikan Jonthan Binsar Sianipar, kawannya, yang promosi jadi Danrem.

Dengan melihat rekam jejaknya sebagai Dan Grup A plus prestasinya  yang memukau di bidang pendidikan, sejatinya Bambang bisa langsung promosi jadi bintang satu tanpa perlu jadi Komandan Korem. Pos salah satu direktur di lingkungan Komando Pendidikan dan Pelatihan TNI AD atau di lingkungan Sesko TNI atau jadi Kepala Staf Divisi di lingkungan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sangat layak yang yang bersangkutan.  Toh, keputusan seorang kolonel promosi jadi bintang satu mesti melalui Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tertinggi TNI. Semoga saja para kolonel AD  yang disebutkan bisa segera promosi, seperti halnya pencapaian Deny Muis dari TNI AU.

(Dudy R Rukmana, pemerhati mutasi-promosi di lingkungan TNI)

Editor: