Inilah ‘Kisah Cinderella’ Versi Sepakbola
Credit by: Fans Carpi meluapkan kegembiraan saat mengetahui tim kesayangan mereka promosi ke Seri A Liga Italia musim depan (Getty)

Jakarta, PINews.com - Beberapa liga top eropa belum menyelesaikan pertandingan terakhirnya, namun juara sudah ditentukan atau hampir dipastikan juaranya. Chelsea dan Juventus sudah dipastikan merebut juara Liga 2014/2015. Chelsea menjadi juara setelah mengalahkan Cristal Palace 1-0 lewat gol Eden Hazard. Kemenangan ini membuat Jose Mourinho kembali membawa Chelsea juara setelah Chelsea terakhir juara liga pada musim 2009/2010 saat masih dipegang oleh Carlo Ancelotti. Juventus juga memastikan juaranya setelah gol Arturo Vidal memastikan kemenangan 1-0 Juventus atas Sampdoria. Juventus menjadi juara keempat kali berturut-turut dan juga menjadi juara di tangan pelatih baru mereka, Max Allegri.

Selain telah menentukan juaranya, EPL dan Serie A telah menemukan siapa yang akan promosi dari kompetisi dibawahnya. Namun ada yang menarik dari tim-tim promosi musim ini. Seperti Eibar yang musim lalu menjadi Cinderella, kali ini EPL dan Serie A mempunyai tim Cinderella. AFC Bournemouth dan Carpi telah memastikan promosi ke liga tertinggi di Negara mereka masing-masing. Tidak seperti tim kebanyakan yang selalu promosi-degradasi di liga tertinggi, The Cherries, julukan AFC Bournemouth, dan Biancorossi, julukan Carpi, baru kali ini promosi. Bahkan tim-tim ini sebelumnya jatuh ke dalam kebrangkutan sebelum akhirnya sukses mencicipi panggung tertinggi di Negara mereka untuk pertama kalinya.

AFC Bournemouth memastikan promosi ke EPL setelah pada Senin, 27 April 2015, mampu mengalahkan langganan EPL, Bolton Wanderers, tiga gol tanpa balas. Kemudian menjadi juara Championship (liga kasta kedua di dalam Liga Inggris) setelah menang 3-0 atas Charlton Athletic dan Watford terpeleset kala melawan Sheffield Wednesday. Tujuh tahun lalu, AFC Bournemouth hampir dilikuidasi setelah memiliki hutang 4 juta poundsterling dan setahun kemudian hampir terlempar dari the Football League, kompetisi professional di Inggris (kompetisi professional di Inggris mempunyai 4 kasta, Premier League, Championship, League One dan League Two).

Kepastian promosi The Cherries ke EPL tidak lepas dari tangan dingin pelatih Eddie Howe. Howe merupakan mantan pemain yang mengambil alih kepelatihan Bournemouth di musim 2008/2009 kala berada di posisi terakhir di League Two, dan menjadi pelatih termuda di Football League dengan usia 31 tahun.  Howe merupakan pemain didikan Bournemouth dan hampir sepanjang karirnya bermain untuk Bournemouth. Dia  menjadi pelatih The Cherries dan membawanya promosi ke League One sampai Januari 2011 sebelum dia memilih Burnley. Kemudian akhirnya kembali lagi ke Bournemouth di akhir musim 2011/2012. Di musim 2014/2015, Bournemouth memulai petualangannya  dengan meraih kemenangan 4-0 atas Huddersfield, di Oktober 2014 juga meraih kemenangan terbesar kedua setelah menang 8-0 atas Birmingham.

Sedangkan di Italia, Carpi meraih tiket promosi ke Serie A untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub selama 106 tahun setelah menahan seri Bari 0-0. Hasil tersebut membuat Carpi akan bermain di liga tertinggi di Italia musim depan. Pada musim 2000, Carpi harus menerima kenyataan pahit terdegradasi ke Serie D dan harus bangkrut. Terus berada di Serie D hingga musim 2009/2010, Carpi terus meraih hasil positif hingga akhirnya sukses promosi ke Serie A di musim keduanya di Serie B.

Di musim 2014/2015, Carpi diarsiteki pelatih berpengalaman Fabrizio Castori. Pelatih berusia 60 tahun ini merupakan pelatih yang sangat berpengalaman walaupun belum pernah menangani tim Serie A. Selain baru pertama kalinya bermain di Serie A dan beberapa tahun lalu bangkrut, ada hal yang menarik lagi dari Carpi. Tim ini hanya memiliki stadion kecil berkapasitas 4.144 tempat duduk bernama Stadion Sandro Cabassi. 4.144 tempat duduk ini tentu sangat kecil dibanding San Siro yang mempunyai kapasitas 19 kali lebih banyak dari Carpi. Bahkan stadion Sandro Cabassi juga lima kali kecil daripada stadion terkecil di Serie A.

Untuk tim yang akan bermain di Serie A musim depan ini, besar kecilnya stadion bukan patokan kesuksesan suatu tim. Direktur Olahraga Carpi, Christian Guintoli mengatakan bahwa kesuksesan ini bukan kebetulan melainkan hasil kerja keras tim selama ini.

Keberhasilan Bournemouth dan juga Carpi menandakan bahwa sepakbola bukan hanya milik tim dan kota besar, namun juga tim kecil yang bejuang dan berusaha. Cinderella yang mengalami kesengsaraan setelah ayahnya meninggal, berhasil menjadi putri di kerajaan besar karena niat baik, hati tulus dan bantuan dari ibu Peri, Bournemouth dan Carpi bisa menjadi  role model bagi seluruh tim dunia bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, apalagi di dunia sepakbola dimana bola itu bundar. Selain Bournemouth dan Carpi terdapat beberapa tim lagi yang berpeluang untuk pertama kalinya akan bemain di kompetisi tertinggi di negaranya pada musim depan.

Tercatat terdapat FC Ingolstadt 04 di Jerman dan juga Frosinone di Italia yang berpeluang untuk bermain di Bundesliga dan Serie A untuk pertama kalinya sepanjang sejarah tim. Ya, sepakbola itu indah bukan hanya bagi tim juara, namun juga bagi tim yang akan menikmati liga top dunia untuk pertama kali. Semoga apa yang mereka raih musim ini menjadi pacuan bagi mereka di musim esok agar tidak menjadi tim yang numpang lewat.

Editor: RI