Pemerintah Tidak Anggap Serius Pembunuhan, Muslim AS Shalat Jumat Di Depan Gedung Putih
Credit by: Sekitar 150 muslim AS menggelar Shalat Jumat di depan Gedung Putih (AA)

North Carolina, PINews.com - Pembunuhan keji terjadi di AS tepatnya di North Carolina. Korbannya adalah tiga orang Islam sekaligus yakni Suami-istri Deah Shaddy Barakat dan Yusor Mohammad Abu Salha, keduanya berusia 23 dan 21, serta Razah Mohammad Abu Salha (19).

Namun pemerintah AS dan media-media besar seakan berpura-pura dan menutup kasus ini agar tak tercium dunia luar.

Untuk itu komunitas muslim menggelar Shalat Jumat di depan gedung putih pada jumat (13/2) sebagai bentuk desakan juga kepada Pemerintah AS dan pihak penegak hukum untuk tidak pilih kasih menangani kasus ini.

“Kami berharap kali ini FBI melakukan penyelidikan dengan benar, dengan melihat fakta-fakta, dan menyimpulkan pembunuhan ini adalah kejahatan rasial," Adam Sbrita selaku khatib saat shalat Jumat.

FBI mengambil kasus ini karena dicurigai pembunuhan bersifat rasis. Bahkan penyelenggara shalat Jumat Mahroh Jangahiri berani berpendapat pembunuhan ini adalah bentuk dari intimidasi dan ketakutan terhadap Islam. Islamofoia tumbuh dari hari ke hari di AS," ujarnya seperti dilansir dari Anadolu.

Presiden Barrack Obama sendiri sepertinya tidak serius dengan masalah ini akrena tiga hari setelah kejadian ia baru memberikan tanggapan dengan mengutuk pembunuhan. Padahal sensitifitas pembunuhan ini begitu tinggi.

 Komentar Obama pun dinilai tidak terlalu tulus karena dilakukan setelah adanya komentar pedas dari Presiden Turki Taytib Erdogan.

Sementara itu, tersangka Craig Stepehn Hicks berdalih bahwa ia membunuh bukan karena agama melainkan adanya sengeketa lahan parkir sepertinya yang disampaikan kepolisian.

Namun Hicks sendiri mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang Atheis dan melalui media sosial sering menyerang dua agama yakni Islam dan Kristen.

Editor: RI