
Jakarta, PINews.com – Sumberdaya minyak dan gas (migas) kian sulit di temukan di daratan. Pencarian komoditas yang sangat penting tersebut kini diarahkan ke lautan lepas. Itulah sebabnya keberadaan kapal riset multak dibutuhkan. Indonesia sudah punya Kapal Riset Geomarin III.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL), Badan Litbang Kementerian ESDM, Minggu (6/8) melaksanakan uji coba (sea trial) Kapal Riset Geomarin III di Selat Sunda. Sea trial ini merupakan persiapan pelaksanaan penelitian identifikasi cekungan sedimenter untuk mendukung penyiapan wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (Migas) Perairan Arafura, Papua dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) di perairan Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Geomarine III diluncurkan di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (5/8). Hari itu kapal ini genap berusia 8 tahun. Kapal yang dibuat di PT PAL pada 2007 hingga 2008 ini merupakan satu-satunya kapal milik Pemerintah yang memilki multifungsi, yaitu kegeologian, migas, kewilayahan dan energi samudera.
Geomarin III fokus melakukan penelitian di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Prestasi monumental dari kapal ini adalah mendukung penguasaan wilayah teritorial melalui usulan luas wilayah landas kontinen Indonesia di utara Papua. Hal ini dilakukan melalui penyediaan data geologi kelautan, dengan menghitung ketebalan sedimen sebagai dasar pengajuan luasan wilayah dalam mengklaim landas kontinen Indonesia ke PBB.
Hasil temuan fenomenal lainnya adalah temuan emas di Komba di Selatan Laut Banda, gas biogenik di Utara Bali dan data wilayah kerja (WK) migas di kawasan timur Indonesia.
Terkait pemanfaatan hasil survei, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM, FX Sutijastoto mengungkapkan bahwa Badan Litbang telah bercita-cita melakukan komersialisasi hasil litbang, salah satunya adalah melalui kegiatan survei. "Badan litbang sudah bercita-cita melakukan komersialisasi hasil litbang. Ada perubahan paradigma, dari reserach and development cost centre menjadi sumber pendapatan kegiatan penelitian. Salah satunya survei."
Sutijastoto menambahkan, survei yang dilakukan Balitbang ESDM memiliki dua sisi, yaitu melaksanakan tugas Pemerintah untuk menyediakan data dan informasi, di sisi lainnya sekaligus menjadi sumber pendapatan dari Balitbang untuk kegiatan penelitian itu sendiri.
Potensi sumberdaya alam yang tersimpan di lautan selama ini pemanfaatanya belum optimal, masih terbatas hanya di wilayah permukaan (perikanan), padahal potensi yang terdapat didasar laut dan bawah laut sangat melimpah. Kapal produksi dalam negeri yang dilengkapi dengan perlengkapan modern untuk melakukan kegiatan riset dan survei hingga kedalaman 6000 meter tersebut di harapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terkait informasi geologi kelautan sehingga 70% luas wilayah Indonesia dapat dipetakan.
Secara umum dapat digambarkan, kepulauan Indonesia dapat dibagi menjadi tiga wilayah lempeng tektonik yaitu Indonesia Barat, Tengah, dan Timur. Jika dilihat dari potensi sumberdaya geologi, Indonesia memiliki 40 cekungan sedimen lepas pantai yang diperkirakan dapat menghasilkan miliaran barrel minyak bumi. Dari 40 buah cekungan sedimen lepas pantai ini, 37 cekungan sedimen diantaranya terdapat di kawasan Indonesia Tengah dan Timur. Meski cadangan minyak dan gas bumi Indonesia diperkirakan tergolong besar, namun cadangan ini tersebar pada lokasi perairan yang terpencil.
Dirjen Migas (2003) merilis bahwa sekitar 22 cekungan sediment di kedua kawasan ini masih belum diteliti atau dieksplorasi kandungannya secara mendetil. Disamping potensi migas, berdasarkan bentuk topografi dasar laut perairan Indonesia diperkirakan pula mengandung potensi mineral yang bernilai ekonomis terutama di perairan utara Sulawesi, Maluku, Irian dan Flores. Perkiraan ini didasarkan kepada bentuk topografi dasar lautnya yang merupakan daerah aktivitas magmatisme bawah laut. Melihat besarnya potensi sumberdaya alam yang tersimpan di laut dan semakin menipisnya cadangan sumberdaya alam yang terdapat di daratan maka kehadiran sebuah kapal survei dengan perlengkapan modern yang dapat melakukan riset penelitian geologi kelautan merupakan sebuah jawaban.
Potensi pengembangan migas di masa mendatang, lanjutnya adalah melalui survei. Untuk itu, lanjut Sutijastoto, pada tahun 2018, peralatan survei Geomarin III akan dilengkapi. "Alhamdulillah, pada 2018 mendatang peralatan KR Geomarin III akan di-upgrade, sehingga kapal survei Nasional yang bisa melakukan survei migas salah satunya adalah Geomarin III. Ke depan kita harapkan kegiatan eksplorasi semakin intensif," ujarnya.
Saat ini, selain peralatan seismik, Geomarin III juga dilengkapi dengan geomagnet, gravity dan multibeam, dimana alat ini jarang dimiliki oleh kapal survei migas lain. Peralatan ini merupakan wahana utama dalam melakukan penelitian geologi kelautan dan potensi energi dan sumber daya mineral di laut.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

INDRAMAYU ,PINews.com - Penyandang disabilitas di Indramayu ternyata jumlahnya ribuan. Pada 2022, me