
Palembang,PINews- PT Pertamina belum bisa memenuhi krisis pasokan gas PT Pupuk Sriwidjaja (Palembang) menyusul regulasi dalam menentukan harga ada ditangan pemerintah.
Meskipun demikian, menurut VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro, soal krisis pasokan gas PT Pusri, menjadi salah satu prioritas pihaknya, karena masuk dalam industri strategis yang Peraturan Presiden (PP)nya sudah ada, yaitu PP 40.
Dimana Pertamina berupaya keras dari lapangan-lapangan migas yang ada, dengan memberikan harga yang kompetitif kepada Pusri, untuk bisa mengatasinya.
Wianda menyatakan dengan seperti itu, maka dari Ulu ke Hilir dirapikan jika pemerintah inginnya memutuskan harga lebih murah maka penerimaan negara yang berkurang.
"Tapi kemarin, sudah dirapatkan di Menko Perekonomian itu tidak bisa sendiri, karena untuk mengekstraksi Migas dalam tanah itu juga adalah bagian pemerintah. Jadi dari sisi ulu harus ada bagian yang berkurang, dan yang bisa memutuskan itu adalah pemerintah, kita sebagai pelaku sebagai kontraktor mengoperasikan lapangan migas itu secara ekonomis saja," katanya di Palembang kemarin.
Dia menjelaskan pengangkutan gas melalui pipa, ibarat ada tolnya, dan yang menentukan adalah BPH Migas, artinya kembali ke pemerintah lagi, dan dana margin sampai 3 persen.
“Nah, ada enggak keinginan pemerintah untuk turun sampai 1 persen, itu baru bisa dilakukan. Kita sebagai pelaku usaha lebih berfokus bagaimana bisa mengoperasikan lapangan-lapangan Migas itu lebih efisien, agar menghasilkan gas yang kompetitif. Tapi untuk penentuan harganya, disitu ada ketergantungan terhadap pemerintah baik dari sisi ulu maupun Ilir," tandasnya.
Winda menambahkan, meskipun sulit untuk memenuhi kebutuhan Pusri tersebut, namun pihaknya akan mendorong untuk kebutuhan dalam negeri bisa terpenuhi dan terjangkau.
"Kedepan, bagaimana kekurangan ini diselesaikan bersama, kita ambil dari mana jika kompetitif maka harus ada keputusan bersama," ucapnya.
Sebelumnya, PT Pusri Palembang tengah mengalami krisis pasokan gas, akibatnya perusahaan harus memutar strategi agar produksi pupuk tetap dapat berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Palembang, Listyawan Adi Pratisno mengatakan, sesuai kontrak gas yang dimiliki, kebutuhan pasokan gas PT Pusri Palembang saat ini sebesar 232 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feel per day/mmscfd).“Hanya saja, sejak pertengahan Desember tahun lalu, kami mulai mengalami penurunan suplai,” katanya.
Menurutnya, pasokan gas ke PT Pusri sejauh ini disuplai oleh tiga perusahaan, yakni dari Pertamina EP sebesar 183 mmscfd, Medco 45 mmscfd, dan JOB Pertamina Talisman (OK) Ltd sebesar 9 mmscfd.Namun, saat ini kebutuhan yang didapat hanya sebesar 191 mmscfd, artinya ada deficit sekitar 41 mmscfd.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

DUMAI,PINews.com - Program Posyandu Sehati, bagian dari Gerakan Komunitas Sehati yang digagas oleh P
- Pupuk Booster Katrili Inovasi Pertanian PGE yang Sukses Raih Penghargaan Internasional
- Jamur Bertenaga Matahari Inisiasi Pertamina NRE, Tumbuh Subur Menyambut Idul Fitri
- Kilang Pertamina Internasional Segera Uji Coba Produksi Bioavtur Berbahan Minyak Jelantah
- Pertamina Fasilitasi Sertifikasi Halal dan HaKI untuk Genjot Daya Saing UMKM