Jakarta, PINews.com - Tahukah anda Institut Musik Jalanan. namanya saja pasti membuat anda tergelitik dan penasaran. Apa ada Insitut seperti itu? Dari informasi yang coba saya gali institut satu ini ternyata tidak terlalu sulit dalam mencarinya karena terletak di pusat kota Depok atau lebih tepatnya berada di ujung Fly Over Arif Rahman Hakim atau dekat dengan stasiun Depok Baru.
Ketika pertama mendengar lokasinya pasti dibenak anda Institut ini berada di kolong jembatan serta jauh dari bayangan sebuah institut pada umumnya. Tapi anda akan terbelanga jika sudah menginjakkan kaki di IMJ atau para musisi jalanan mengenal dengan Gedung IMJ. Karena selain jauh dari kumuh, Gedung IMJ adalah sebuah Kedai atau warung kopi yang disulap bisa menjadi panggung kreasi anak – anak jalanan di Depok dan sekitarnya.
Tata ruang begitu teratur, ada stage khusus didepan jejeran bangku dan meja yang dijadikan sebagai tempat kongkow serta tersedia buku bacaan dan berbagai menu makanan-minuman ciamik untuk membunuh waktu senggang anda. Terakhir yang tidak kalah penting adalah di gedung IMJ ini memiliki hawa sejuk juga menenangkan ditengah cuaca panas yang kerap kali menyerang kota Depok.
“Yaa.. namanya Kedai Ekspresi, dan memang ini diperuntukan untuk menjadi wadah serta sarana untuk berkarya, berekspresi bagi semua rekan-rekan musisi jalanan” kata Andi Malewa, pemilik Kedai sekaligus perintis IMJ.
Sosok Andi memang jadi sentral di IMJ, ia bersama sang kakak, Risto Kurni bahu membahu membangun IMJ dari nol tanpa bantuan pihak ketiga alias mengumpulkan dana sendiri selama dua tahun sejak 2012, hingga akhirnya terbentuk sebuah institut yang fokus memberikan kesempatan kepada para musisi jalanan untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
Ketika ditemui Tim portalindonesianews.com di Kedai Ekspresi beberapa waktu lalu, Andi terlihat sangat bersemangat ketika menceritakan bagaimana IMJ akhirnya berdiri.
Sejak dulu, Andi bercerita bahwa Ia bisa hidup adalah hasil dari bekerja di jalanan. “Dengan jadi pengamen saya akhirnya bisa hidup di jalanan tidak dengan merampok atau hal negatif lainnnya” kata Andi bangga.
Ketika ditanya alasan serta motivasi yang membuat dirinya begitu kekeh sabar menabung selama dua thun lamanya mengumpulkan dana untuk membangun IMJ, Andi hanya tersenyum sambil lalu berujar, “Kesel abisnya,” katanya lirih.
Andi berujar, Ia dan rekan-rekannya suatu hari pernah dikejar oleh aparat pemerintah kota karena mengamen dianggap menganggu ketertiban apesnya lagi ternyata memang ada aturan larangan (Perda No 16 Tahun 2012) mengamen di bus serta ruang publik umum lainnya.
Andi bercerita sempat mempertanyakan Perda tersebut dan dijawab menganggu ketertiban umum. Tapi menurutnya pemerintah juga tidak memberikan solusi.
“Sedangkan teman-teman saya juga perlu cari makan. Dari situ saya berjanji akan membuat suatu wadah yang nantinya akan bisa digunakan sama temen-temen sesama pengamen untuk berkarya, legal dan tidak lagi dikejar-kejar di luar sana,” cerita Andi tegas.
Andi bertekad dengan IMJ ia dan rekan-rekan sesama musisi jalanan akan mengubah paradigma pemerintah dan masyarakat luas tentang musisi jalanan yang selama ini kerap kali dipandang sebelah mata. “Saya sangat yakin bahwa musisi jalanan bisa berkarya dan bermusik secara profesional, diluar sana kami tidak sekedar menjual suara tapi menjual karya” papar Andi yang sudah bergelar Sarjana Teknik pada tahun 2011 di Universitas Pancasila.
Ketika launching pada 2014, IMJ langsung kebanjiran para pengamen. Tapi Andi tidak mau kecolongan, Ia pun menggelar audisi untuk menyeleksi siapa-siapa saja berhak untuk dibina. “Karena tidak dipungkiri ada preman berkedok pengamen,” tambahnya.
Setelah melalui 4 bulan audisi akhirnya sebanyak 8 musisi lolos pada April 2014, dan segera dibuatkan album kompilasi “Kalahkan Hari Ini” yang dilaunching bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2014. Andi menuturkan para musisi yang lolos tidak serta merta hanya mengandalkan suara ataupun kebolehan bermain musik mereka. Akan tetapi mereka ditempa terlebih dahulu seperti bagaimana cara membuat lagu yang benar, bagaimana cara aransemen sendiri lagu mereka, kemudian cara merekam lagu, mixing dan mastering, dan terkahir adalah cara mengkemas lagu mereka agar menarik untuk dipasarkan ke masyarakat.
Usaha keras Andi dan rekan-rekannya untuk diakui di indsutri musik ternyata tidak bertepuk sebelah tangan. Popularitas IMJ terus meningkat dan dikenal masyarakat luas bahkan dunia. Dalam suatu kegiatan memperingati Hari Kekayaan Intelektual, IMJ diapreisasi dan mendapat pengakuan resmi dari badan dunia HKI, WIPO (World Intelectual Property Organization). WIPO bahkan memajang flyer acara yang digagas IMJ di laman resmi dan Facebook mereka serta mengirimkan email resmi sebagai bentuk apresisasi terhadap IMJ.
Akhirnya perlahan tapi pasti mereka pun mulai dilirik. Puncaknya adalah ketika IMJ mendapatkan penghargaan Cahaya Dari Timur Award untuk kategori pemberdayaan musik masyarakat., penghargaan ini diberikan oleh musisi Ridho Slank.
Penghargaan Cahaya Dari Timur adalah kepanjangan dari sebuah film Cahaya Dari Timur yang sukses mencuri hati masyarakat Indonesia dan Internasional dengan cerita serta inspirasi yang bisa diambil dari film tersebut.
Dalam malam penganugerahan penghargaan yang juga bertepatan dengan pemutaran perdana film Cahaya Dari Timur, IMJ diberikan kesempatan membawakan lagu mereka berjudul “Luka Kita”. Dalam malam itu IMJ pun dilirik oleh musisi sekelas Glen Fredly.
Sejak saat itu IMJ mulai bisa meraba dan ikut merasakan ketatnya persaingan di industri musik tanah air. Andi sadar betul akan kerasnya kehidupan di industri musik, terlebih lagi di Indonesia yang sudah bukan rahasia umum lagi industri musiknya dinilai cukup “kejam” terutama bagi para musisi beridealisme tinggi.
Andi pun berinisiatif untuk membekali rekan-rekannya di IMJ dengan berbagai pengalaman dan masukan dari berbagai musisi yang sudah memakan asam manisnya industri musik Indonesia. Perkenalan dengan Glen dimanfaatkan Andi untuk meminta Glen berbagi ilmu dengan IMJ.
“Ternyata Bang Glen menyambut positif dan mendukung IMJ. Akhirnya kita buka kelas terbuka dengan mengundang Bang Glen ke Kedai Ekspresi guna mengajar musik rekan-rekan musisi jalanan serta berbagi pengalaman bagaimana kerasnya industri musik tanah air dan bagaimana caranya bertahan didalamnya” cerita Andi sambil tersenyum.
Antusiasme Glen untuk menjadi dosen tamu di IMJ menjalar ke musisi lainnya seperti ke para personel grup band PADI seperti indra serta Fadly Padi, Buluk dari Superglad dan yang teranyar adalah bassist muda bertalenta Barry Likumahua.
Pada saat dijumpai di Kedai Ekspresi sebelum mengisi kelas terbuka, Barry mengaku sangat kepincut dengan IMJ yang menurutnya berisikan rekan-rekan yang sama-sama berjuang di jalan musik.
“Saya dari dulu punya concern dan hati untuk anak-anak dan musisi jalanan karena saya merasa kami sama hanya saya diberikan kesempatan lebih aja sehingga jadi seperti sekarang” tutur Barry kepada tim Energia EP.
Barry yang meneruskan dinasti keluarga musisi Likumahua bercerita bahwa awal perkenalan dengan IMJ juga karena Glen. Ia mengaku tidak hanya ingin berbagi pengalaman tentang bermain Bass tetapi juga pengalamannya saat berusaha menembus pasar industri musik Indonesia.
Untuk diketahui Barry Likumahua adalah sosok bassist yang diidentikan dengan musik Jazz dan mulai disegani dalam musik Indonesia maupun Internasional. Kemampuannya tidak hanya sebatas bermain Bass tapi juga memproduseri maupun mengarasemen lagu.
Kedatangan Barry ke markas IMJ adalah sebagai dukungan bahwa Ia sangat mendukung tempat seperti IMJ bahkan Ia punya mimpi ada berbagai IMJ lainnya yang lahir ditempat lain.
“Saya bayangin ada tempat-tempat seperti ini di beberapa lokasi lain di jakarta. Saya yakin musik itu obat adanya tempat seperti ini bisa menggali dan mensupport musisi jalanan” harap Barry sambil senyum sumringah.
Baik Barry maupun Andi keduanya sama-sama berharap ada musisi jalanan yang mampu booming dan bisa survive bertahan di industri musik Indonesia. Selain itu juga IMJ diharapkan tetap bertahan dan terus membina para musisi jalanan. Jika memang tidak ada yang peduli dengan para talenta jalanan ini maka biarkan mereka (musisi jalanan) sendiri yang membuat panggung serta jalan mereka untuk sukses, seperti yang sedang dilakukan IMJ.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989
PINews.com, Jakarta – Pertamina New and Renewable Energi (Pertamina NRE) menegaskan komitmenny
