Hujan Batu di Kediri, Suasana Mencekam Selimuti Gunung Kelud Saat Meletus
Credit by: Gunung Kelud (Istimewa)

Kediri, PINews.com - Gunung Kelud mulai menunjukan tanda akan memuntahkan laharnya. Kamis malam (13/2) status gunung Kelud dinaikkan menjadi Level IV (Awas).

Hujan batu kerikil mulai mengguyur Kediri sebagai dampak akibat erupsi Gunung Kelud (1.730 mdpl) di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Dari pantauan, hujan kerikil tersebut mengguyur pada pukul 23.30 WIB. Awalnya sedikit, tapi lama-lama hujan batu dengan kencang turun. 

Informasi yang dihimpun tim portalindonesianews.com, saksi mata menuturkan suasana saat gunung Kelud erupsi begitu mencekam dengan diiringi suasana mendung dan halilintar.

"Saya terbangun dan ketika keluar rumah ada suara gemerisik, saya pikir itu hujan air, tapi ternyata kerikil," kata Irma, salah seorang warga Kota Kediri, Jumat dini hari. 

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Edhi Purwanto mengatakan telah terjadi letusan sampai dua kali, pada pukul 22.50 WIB dan 23.00 WIB pada Kamis (13/2) malam, pascastatusnya naik menjadi awas.

"Pada pukul 23.30 WIB hujan batu terjadi di Kabupaten Ngancar, Plosoklaten bagian selatan dan sampai di Kecamatan Pare pada 23.35 WIB," jelas Edhi.

Warga juga terus berbondong mengungsi mencari tempat yang lebih aman. Mereka terutama dari empat kecamatan yang terdampak. 

Di Kabupaten Kediri, ada sekitar 66 ribu jiwa yang harus dievakuasi jika terjadi erupsi pada Gunung Kelud. Mereka adalah warga di empat kecamatan yang terdampak langsung bencana letusan, yaitu dari Kecamatan Ngancar, Kepung, Plosoklaten, dan Puncu. 

Perubahan status Gunung Kelud relatif sangat cepat, dari sebelumnya aktif normal berubah menjadi waspada pada Minggu (2/2), dan berubah lagi menjadi siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB, dan saat ini, Kamis (13/2) pukul 21.15 WIB berubah statusnya menjadi awas.

Editor: Rio Indrawan