Mengenang Om Bob Si Pengusaha Nyentrik Yang Ramah Ilmu Berbisnis
Credit by: Bob Sadino (Ist)

Jakarta, PINews.com - Kekayaan sebenarnya sudah menjadi habitat pribadi yang satu ini. dari orang tuanya ia mendapatkan kekayaan yang cukup melimpah lantaran saudara-saudaranya juga sudah hidup cukup mapan. Kala orang tua meninggal ia baru berusia 19 tahun.

Tinggal di negeri orang menjadi pilihan, dan negeri kincir angin Belanda menjadi tempat mencari kerja si pemuda selama sekitar 9 tahun, sebelum akhirnya sempat singgah juga di Hamburg, Jerman. Ia pun menemukan tambatan hatinya Soelami Soejoed di Belanda.

Rasa cinta tanah air membawa pria ini kembali pulang kampung.  Bukannya meminta bantuan saudara-saudara yang sudah mapan, pria ini lebih memilih bekerja sendiri, tapi masih sebagai seorang pegawai.

Ia pun banting stir seketika dengan mendapatkan modal dari hasil penjualan satu dari dua mobil Mercedes miliknya dengan membuka usaha sendiri. Sementara mobil Mercedes lain digunakan untuk disewakan.

Naas, satu-satunya mata pencahariannya, yakni mobilnya rusak karena kecelakaan. Mobil rusak, ia pun tidak pantang menyerah, berbagai usaha pernah dijalaninya, salahsatunya menjadi kuli bangunan yang diupah per hari.

Kehidupannya berbalik ketika seorang teman memberikan ide berbisnis ayam negeri. Tanpa rasa takut dan berbekal koneksi yang dimilikinya yakni para ekspatriat yang tinggal di kawasan Kemang, usaha ayam negeri yang saat itu belum terkenal dijajalnya. Jalan ini ternyata tidak buruk, karena usahanya justru mendapatkan respon positif, padahal dulu ia menjajakan dagangnnya dari pintu ke pintu.

Bisnis pria ini terus berkembang hingga sekarang dan menjadi salah satu bisnis terbesar di tanah air. ia pun disegani sebagai seorang pengusaha ulet, pekerja keras, serta sebagai sosok inspirasi bagi para pengusaha muda tanah air.

Tepat 19 Januari 2015 menjadi akhir dari kisah inspiratif sang pengusaha yang dikenal dengan sapaan hangat Om Bob. Peimlik nama lengkap Bambang Mustari Sadino kelahiran 9 Maret 1939 wafat karena penyakit komplikasinya di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.

Om Bob memang bukan pengusaha biasa, tapi Ia justru tidak mau dianggap luar biasa. Ketika pebisnis yang lain berdandan dan berpenampilan necis dengan baju serba mahal dan rapih, Om Bob lebih memilih untuk berbusana ala kadarnya. Celana pendek dan kemeja adalah potongan pakaian favorit pria asal Bandar Lampung ini.

Jangan salah, ciri khas busananya ini bukan asal-asalan melainkan bagian dari langkah brand marketing diri sendiri. Om Bob memang dikenal pribadi yang optimistis, ia pernah mengungkapkan filosofinya kepada sang anak angkat yang bisa jadi motivasi bagi seluruh muda-mudi pengusaha.

“Apa pun yang di bawah matahari bisa dijual,” kenang Naomi, anak angkat Bob Sadino sekaligus pakar marketing saat menirukan perkatan Bob Sadino kepadanya.

Tidak hanya keluarga ataupun kerabat, tapi dunia usaha Indonesia turut kehilangan pria yang selalu tampil percaya diri ini.

Meskipun jadi salahsatu orang yang berpengaruh di dunia usaha Indonesia, Om Bob tidak serta merta terjerumus dalam lubang politik tanah air. Ia konsisten memilih jalan bisnis di kehidupannya.

“Sampai meninggal beliau sebagai pengusaha, tak pernah bercampur di politik. Kalau saya saja dua alam pebisnis juga dan politiisi. Tapi dia betul-betul entrepreneur tulen, dia nggak berpolitik," kata Natsir Mansyur, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah.

Inilah yang membuat banyak orang salut kepada Om Bob. Sosok yang selalu jenaka dan tampil santai ini memiliki resep khusus dalam berbisnis yakni haru Out of The Box, jangan terpaku dengan metode berbisnis yang ada di buku-buku.

Menurut Bob, berbisnis ibarat kata seperti berenang, jika mau bisa berenang harus menceburkan seluruh tubuh ke kolam, jangan belajar renang di darat.

Quotes dan kata-kata inspiratf Om Bob kini semakin menjadi inspirasi bagi pengusaha muda. Mungkin itulah yang memang menjadi tujuan Om Bob, yang dikenal sangat mudah menularkan ilmu berbisnisnya untuk melahirkan Om Bob - Om Bob berikutnya.

Editor: RI