2023 Pertamina Targetkan Tidak Lagi Impor Minyak
Credit by: ilustrasi

Palembang, PINews-  PT Pertamina (Persero), menargetkan pada 2023 tidak lagi mengimpor minyak guna memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri menyusul kebutuhan nasional sudah mencapai 1,6 juta barel per hari/ BPSD pada tahun tersebut.

Hal ini disampaikan VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro, saat menghadiri Forum Komunikasi Humas- Media Pertamina Wilayah Sumbagsel, di Novotel Palembang, Rabu (1/3/2017).

Menurutnya dari Kebutuhan nasional sekitar 1,6 juta barel perhari itu, produksi minyak dalam negeri hanya sekitar 850 BPSD, dan sisanya sekitar 750 ribu BPSD berasal dari impor.

"Target kita, bagaimana mengecilkan selisih antara produksi dalam negeri, dengan kebutuhan nasional. Maka adanya proyek upgrade 4 kilang, harusnya tahun 2025 atau 2023 lebih cepat kita tidak perlu lagi impor , karena produksinya sudah capai 2 juta barel/ hari. Artinya sudah ketutup dengan yang 1,9 juta barel/ hari," kata Wianda.

Menurutnya, peningkatan kapasitas kilang melalui program rivalitasi dan pembangunan kilang baru di Indonesia, dengan program PT Pertamina dari 2015-2025. Seperti mengurangi impor, peningkatan spesifik bahan bakar (bensin), peningkatan kapasitas dari kompleksitaz kilang sesuai standar euro IV, dan pembangunan kilang-kilang baru dengan kapasitas @300 ribu BPSD.

"Langkah kedua nanti kilang-kilang yang ada nanti akan lebih banyak memproduksi bbm yang memiliki standar euro 5, bukan standar euro 2 ataupun 4," capnya.

Ditambahkan Wianda, dengan kebutuhan kedepan yang akan meningkat konsumsi, maka diperlukan terobosan bersama pemerintah dengan procjek pada tahun 2025 mendatang gas dan energi sudah harus masuk. Dimana diperuntukan bagi kendaraan, rumah tangga, pabrik dan sebagainya.

 "Pemerintah sudah paham, tidak tergantung minyak tapi energi terbarukan. Gas selama ini belum maksimal, karena kurang infrastruktur makanya digenjot kedepan dan ada roadmap, makanya kita bisa memenuhi kebutuhan energi dengan baik," jelasnya.

Dilanjutkan Wianda, dalam energi terbarukan atau Geotermal, pihaknya telah menginvestasikan sekitar 12 miliar dolar AS,  di Sumbagsel.

 "Nantinya ada panas bumi di Ulu Lais Bengkulu dan Ulu Bulu Lampung. Kenapa kita pilih itu, karena harus ada gunung aktif, sebab butuh panas bumi dan jelas tergantung wilayahnya," pungkasnya.

 

 

 

Editor: iw