KASAL: Perjuangkan Maritim Demi Harga Diri Bangsa
Credit by: Ilustrasi

Jakarta, PINews.com – Kita tentu sudah mengetahui bagaimana dunia maritime Indonesia sebenarnya memiliki optensi besar yang mampu membuat bangsa kita disegani bangsa lain. Hanya saja kejayaan maritim yang pernah dialami bangsa ini sudah lama berlalu sejak zaman kerajaan dahulu. Untuk itu permasalahan du dunia maritim sudah sepatutnya menjadi perhatian guna mencapai kembali kejayaan ibu pertiwi.

Konsep poros maritim yang dicanangkan oleh presiden terpilih 2014, Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia merupakan terobosan baru di abad 21 dalam menjawab tantangan dalam konteks kekinian dan sekaligus menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang berorientasi pada maritim. Orientasi konsep ini mendorong Kepala Staff Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Tentara Nasional Indonesia (TNI), Dr. Marsetio untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada seluruh kalangan masyarakat Indonesia untuk bersama memperjuangkan maritim demi kepentingan harga diri bangsa dan kesejahteraan Indonesia.

“Negara yang berdaulat adalah negara yang kedaulatannya ada di tangan rakyat. Berbicara tentang maritim, kita harus melihat bagaimana peta negara kita. Kita harus paham betul peta Indonesia, tanpa melihat peta bagaimana kita bisa melihat besarnya negara kita? Negara kita ini sangat besar dan memiliki banyak potensi yang belum digali. Tidak ada negara archipelagic yang seluas Indonesia ini,” papar Kepala Staff Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Tentara Nasional Indonesia (TNI), Dr. Marsetio yang hadir sebagai keynote speaker dalam Seminar Maritim Nasional bertema "Menerjemahkan Gagasan Poros Maritim" yang berlangsung di Aula Utama Universitas Nasional, Kamis (9/10).

Lebih lanjut, dalam acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional bekerjasama dengan Institut Berdikari dan Ikatan Alumni GMNI Bogor tersebut, Marsetio mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang terbesar di dunia yang memiliki center of gravity kawasan Asia Pasifik. Meskipun demikian, kekayaan yang berlimpah di maritim negeri ini masih terbilang belum digali dan dikelola secara optimal. Terlebih, potensi yang besar tersebut pun menyimpan potensi konflik yang besar pula di berbagai bidang. Oleh karena itu, Marsetio menegaskan bahwa Indonesia harus memiliki senjata terbaik seperti, kekuatan ekonomi dan persatuan kesatuan bangsa yang kuat. “Saya yakin kedepannya pemerintah akan terus menerus meningkatkan kekuatan TNI, bahkan dalam Hari Ulang Tahun (HUT) TNI tahun ini kami menyatakan bahwa kami tidak akan ada artinya tanpa rakyat. Oleh karena itu, TNI berusaha untuk bersatu dengan rakyat dengan harapan Indonesia akan semakin menjadi negara yang mandiri,” imbuh Marsetio.

Dalam kegiatan seminar tersebut, tidak hanya dihadiri oleh Kepala Staff Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI, Dr. Marsetio, tapi juga turut hadir Pakar Hukum Laut Universitas Airlangga, Mantan Hakim MK, Prof. Dr. Harjono,  Politisi PDIP, Arya Bima,  Praktisi Kemaritiman, Tokoh Muda Kepulauan Natuna, Capt. Rhodial Huda, Kepala Lembaga Administrasi Negara, Prof. Agus Dwiyanto.

Editor: RI