
Jakarta, PINews.com - Ancaman ISIS tidak hanya menjadi perhatian Negara-negara timur tengah, Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia juga memiliki pengaruh besar dalam menyikapi permasalahan yang sudah semakin mencemaskan ini.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, mengatakan Indonesia cenderung menggunakan "pendekatan lebih luas" dalam menyelesaikan aksi-aksi kekerasan yang dilakukan militan Daulah Islamiyah atau ISIS di Suriah dan Irak.
Marty Natalegawa menegaskan hal itu menanggapi rencana tindakan militer Amerika Serikat terhadap ISIS berupa pengiriman 475 personil militer ke Irak tetapi tidak akan berperan dalam pertempuran. "Penyelesaian yang hanya menggunakan upaya kekerasan itu sifatnya tidak akan langgeng dan berpotensi menciptakan masalah-masalah baru di kemudian hari," kata Marty Natalegawa. Menurutnya, Indonesia cenderung mementingkan penyelesaian akar atau sumber permasalahan di Irak dan Suriah ketimbang pendekatan militer semata.
"Memerlukan pendekatan yang lebih luas lagi dari hanya semata penggunaan kekuatan atau kekerasan," kata Marty.
Sebelumnya, Amerika Serikat telah melancarkan lebih dari 150 serangan udara melawan kelompok ini di Irak dan memasok senjata bagi tentara Irak dan pejuang Kurdi untuk memerangi DI.
"Penyelesaian yang hanya menggunakan upaya kekerasan itu sifatnya tidak akan langgeng dan berpotensi menciptakan masalah-masalah baru di kemudian hari."
Sementara itu, pengamat hubungan internasional yang juga staf pengajar Universitas Pertahanan, Bartarto Bandoro mengatakan, pilihan AS mencari dukungan dunia untuk melawan Daulah Islamiyah merupakan putusan yang tepat.
"Ini pilihan pertama yang tidak memberikan implikasi terlalu buruk kepada AS," kata Bartarto. Dia juga menganggap dukungan AS terhadap rezim yang berkuasa di Irak sangat penting untuk melawan DI. Namun demikian, dia mengatakan, apabila AS melakukan "intervensi langsung" ke Irak dan Suriah, dapat menyebabkan "resiko yang lebih besar."
"Ini bisa memberi implikasi yang sama ketika AS menyerang Irak," ujarnya. Tentang sikap Indonesia yang cenderung "tidak setuju" dengan sikap AS yang akan melakukan serangan militer terhadap DI di Irak dan Suriah, Bartarto mendukungnya.
Menurutnya, Indonesia lebih baik meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar sidang tentang sepak terjang ISIS di wilayah Irak dan Suriah dengan titik tekan pada pendekatan multilateral. "Saya kira posisi Indonesia adalah sejauh ini tidak melanggar HAM dan sejauh itu tidak menyebabkan korban di pihak sipil, Indonesia mau-tidak-mau menerima keputusan AS seperti itu," kata Bartarto.
Sumber : BBC
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

DUMAI,PINews.com - Program Posyandu Sehati, bagian dari Gerakan Komunitas Sehati yang digagas oleh P
- Pupuk Booster Katrili Inovasi Pertanian PGE yang Sukses Raih Penghargaan Internasional
- Jamur Bertenaga Matahari Inisiasi Pertamina NRE, Tumbuh Subur Menyambut Idul Fitri
- Kilang Pertamina Internasional Segera Uji Coba Produksi Bioavtur Berbahan Minyak Jelantah
- Pertamina Fasilitasi Sertifikasi Halal dan HaKI untuk Genjot Daya Saing UMKM