PT Pertamina EP Apresiasi Implementasi Pengamanan Objek Vital Nasional
Credit by: Ilustrasi

Jakarta, PINews.com - PT Pertamina EP dukung penerapan optimalisasi penjagaan Objek Vital Nasional (Obvitnas) yang menaungi pengamanan terhadap asset – asset Negara, sekaligus mengapresiasi kunjungan Tim dari Kemenkopolhukam yang melakukan kunjungan ke salah satu lapangan PT Pertamina EP di Bunyu Field  Asset 5 beberapa waktu lalu.

“Kami sangat mengapresiasi kunjungan tim kemenkopolhukam, karena kegiatan usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi merupakan bagian dari Objek Vital Nasional yang memiliki peran penting bagi kehidupan Bangsa dan Negara khususnya dalam bidang ekonomi, oleh sebab itu pengamanan dalam kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menjadi factor yang cukup penting dan menentukan demi terwujudnya keamanan dalam kegiatan Operasional dan Produksi mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan hingga selesai kegiatan dan minyak dan gas tersebut dapat diproduksikan” ujar Agustinus Pjs Public Relation Manager PT Pertamina EP di Jakarta (02/09).

Dalam kunjungan Tim yang dipimpin oleh Marsekal Pertama TNI Suwandi Meiharja beserta rombongan berencana melakukan koordinasi dengan manajamen PT Pertamina EP Asset 5 Bunyu Field terkait dengan pengumpulan data dan informasi serta pemantauan tentang implementasi pengamanan objek vital nasional di Bunyu sebagai bahan masukan dalam menyusun revisi Keppres RI Nomor 63 Tahun 2004 terkait Obyek Vital Nasional.

“Pulau Bunyu dijadikan sasaran kunjungan karena lokasinya yang sangat berdekatan dengan perbatasan, oleh karena itu potensi ancaman yang bisa terjadi pada Pertamina EP sangat besar’’ ujar Suwandi Meiharja.

Pertamina EP sebagai salah satu KKKS nasional memiliki Wilayah kerja terbagi dalam 5 Area Asset, yakni Area Asset 1 (Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba), Area Asset 2 (Prabumulih, Pendopo, Limau, Adera), Area Asset 3 (Tambun, Subang, Jatibarang), Area Asset 4 (Cepu), Area Asset 5 (Sangatta, Sangasanga, Tarakan, Tanjung, Bunyu, Papua).  Dengan luasan Wilayah Kerja Pertambangan hampir sekitar 113.000 KM2 dengan target produksi rata-rata 124.000 Barel Per Hari, dapat menjadikan PT Pertamina EP mendapatkan gangguan terhadap kondisi keamanan dan Objek Vital Nasional, dan terganggunya Pertamina EP dapat mengakibatkan terganggunya stabilitas energy nasional Indonesia.

Beberapa kejadian yang menonjol yang dirasakan oleh PT Pertamina EP terkait gangguan keamanan dan Obvitnas beberapa tahun belakangan ini adalah maraknya illegal tapping di wilayah Sumatera Selatan di jalur Minyak Tempino – Plaju yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi PT Pertamina EP. Namun demikian sejak dilakukan upaya pengamanan yang komprehensif dengan melibatkan banyak pihak aparat keamanan, tingkat illegal tapping di jalur Tempino – Plaju saat ini relative turun drastic, meskipun masih terjadi kegiatan pencurian minyak mentah di beberapa titik.

Dewasa ini, situasi umum keamanan di beberapa wilayah kerja PT Pertamina EP seperti Rantau - Sumatera Utara  relative kondusif, namun tetap rawan dengan adanya praktek illegal Driling dan pencurian minyak mentah dengan beberapa modus baru pencurian. Sementara itu di wilayah lain adanya aksi penyetopan / penghadangan baik yang dilakukan oleh kelompok LSM maupun aksi Premanisme terhadap alat-alat maupun pekerja RIG yang akan melakukan pekerjaan pengeboran pada lokasi Pertamina EP, turut menjadi satu tantangan terhadap keamanan operasi perusahaan.

“Kami membutuhkan jaminan keamanan dan jaminan hukum, karena ketika asset kami dijarah dan diambil oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, penanganannya tidaklah mudah. Maka dari itu kami bekerjasama dengan aparat keamanan yang memang berhak untuk melakukan penanganan terhadap aksi criminal yang merugikan Negara tersebut” jelas Agustinus.

Editor: