
Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terus bergerak liar menghempas rupiah hingga level Rp 12.000. Kondisi seperti ini dinilai bahaya bagi perekonomian Indonesia.
Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menilai, kondisi nilai tukar rupiah saat ini sudah melampaui batas. Tidak menutup kemungkinan jika dibiarkan akan terus melemah.
"Kalau sekarang sudah di angka Rp 12.000 itu sudah overshoot, ini bahaya. Kalau terus-terusan begini, ekspektasi akan liar. Harus ada yang meredam," kata Destry saat acara Diskusi Para Ekonom Perbankan di Gedung BRI 1, Jakarta, Senin (2/12/2013).
Dia menjelaskan, dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini, angka yang paling aman untuk rupiah berada di kisaran Rp 11.600-11.700 per dolar AS.
"Sebenarnya kalau dihitung-hitung, rupiah di level Rp 11.600-11.700 sudah pas dengan kondisi fundamental kita," kata dia.
Lebih jauh Destry menjelaskan, perlu ada kebijakan lain selain kebijakan moneter dalam rangka menekan curent account defisit dan mengembalikan Rupiah pada level yang aman untuk mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Bahkan, perlu ada kebijakan yang komprehensif
"Kita lebih ngeliat ke sentimen current account defisit (CAD) trennya menurun. CAD kita dengan India hampir sama, dengan rupiah di angka itu kita bisa punya daya saing dengan barang ekspor," terangnya.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

INDRAMAYU ,PINews.com - Penyandang disabilitas di Indramayu ternyata jumlahnya ribuan. Pada 2022, me