Hilangnya MH370 ‘Disengaja’ Demi Uang Triliunan?
Credit by: Ilustrasi

Jakarta, PINews.com - Belum ditemukannya pesawat Malaysia Airlines MH370 dan belum diketahui penyebab hilangnya makin membuat berbagai spekulasi penyebab raibnya pesawat tersebut kerap muncul. Baru-baru ini rumor yang menyebutkan terdapat konspirasi triliunan dibalik hilangnya pesawat tujuan Cina itu menjadi pembicaraan hangat media asing. Apa isi rumor tersebut?

"Dengan hilangnya Malaysia Airlines MH370, triliuner Jacob Rothschild menjadi pemegang paten semikonduktor penting. Kebetulan? Kupikir tidak!" kata Anonymous dalam videonya yang diunggah di Youtube.

Anonymous menambahkan, Rothschild diduga menginginkan paten KL-03 micro-chip. "Perusahaan teknologi Amerika Serikat, Freescale Semiconductor (yang dikabarkan milik Rothschild) punya 20 staf senior  dalam pesawat  (MH370)-- yang baru saja meluncurkan perangkat elektronik tempur untuk sistem radar militer, sehari sebelum pesawat raib."

Anonymous menjelaskan secara detail dalam video tersebut bahwa kebanyakan dari penumpang pesawat adalah insinyur, yang bekerja pada cabang perusahaan di Tianjin, China dan Kuala  Lumpur, Malaysia. "Mereka memiliki banyak pengalaman dan latar belakang teknis. Orang-orang yang sangat penting."

Masih menurut Anonymous, 4 hari setelah penerbangan MH370 menghilang, paten semikonduktor telah disetujui oleh kantor paten AS, dibagi 5 bagian masing-masing 20% antara 5 starter. Salah satu pemilik adalah perusahaan itu sendiri, Freescale Semiconductor yang berbasis di Austin, Texas dan 4 karyawan asal China: Peidong Wang, Zhijun Chen, Cheng, dan Li Ying Zhijong -- semuanya asal Suzhou dan menjadi penumpang Malaysia Airlines yang menghilang pada 8 Maret lalu.

Sejumlah media memberitakan versi Anonymous seperti International Business Times, Before It's News, Epoch Times, dan Macedonian Intl News Agency.

Anonymus sendiri adalah kelompok jaringan internasional yang termasuk dari kelompok hacker Internasional, Anonymous. "Hacktivis" dibentuk pada 2003.

(lihat video)

Editor: Rio Indrawan