Kelas Vokasi Ketenagalistrikan Cirebon Power Resmi Dimulai

Cirebon-PINews.com,- Kelas perdana program vokasi ketenagalistrikan hasil kerjasama Cirebon Power, Korean Midland Power (KOMIPO) dan Kementerian Perindustrian, resmi dimulai. Program pelatihan yang diikuti 20 lulusan SMK di Cirebon ini akan dilaksanakan selama enam bulan, dan diawali Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) di Markas Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, Kamis 2 Agustus 2018.

Direktur Teknik Cirebon Power, Jin Soo Chon, dalam sambutannya mengatakan bahwa 20 peserta vokasi tersebut adalah hasil terbaik dari seleksi yang dilakukan di sejumlah SMK di Cirebon. Pihaknya merekrut bibit-bibit unggul dari SMK agar memperoleh kesempatan pendidikan dan pelatihan selama 6 bulan, dari tenaga-tenaga ahli di bidang ketenagalistrikan di Indonesia dan Korea. Karena itu ia berharap  peserta vokasi dapat memanfaatkan kesempatan inj sebaik mungkin. Soo Chon juga meminta para peserta, untuk disiplin, ulet dan bersemangat menjalani program selama 6 bulan ini.

"Kami juga berharap, seluruh peserta bisa lulus menjadi tenaga profesional dengan keahlian di bidang ketenagalistrikan, dan juga mempunyai disiplin dan semangat tinggi," kata Soo Chon.

Kapten Arh Jumatsyah, Pasiter Kodim 0620/Kab Cirebon, mengatakan, bahwa dalam kegiatan PPBN ini, para peserta juga akan digembleng langsung oleh anggota dari Kodim 0620/Kab Cirebon, agar memiliki visi dan misi yang sama, memiliki etos kerja dan semangat bekerjasama. Hal ini dipandang perlu sebagai modal soft skills yang akan menunjang keahlian dan kemampuan teknis di dunia kerja kelak.

"Kita coba untuk mengubah karakter yang tadinya perorangan, menjadi satu visi misi. Sikap ini penting agar nantinya mereka menjadi tenaga kerja yang tidak hanya kompeten dan ahli, tapi juga cinta tanah air, dan punya sikap mental yang baik," kata Jumatsyah.

Alfian Rizaldi, peserta kelas vokasi lulusan dari SMKN 1 Kota Cirebon, mengaku bangga bisa menjadi bagian peserta vokasi di Cirebon Power. Alfian berharap vokasi ini akan menambah wawasan dan pengetahuannya di bidang ketenagalistrikan, agar meningkatkan kompetensi diri dalam persaingan kerja.

“Saya senang dan bangga terpilih dalam kelas vokasi ini, semoga bisa meningkatkan wawasan dan keterampilan teknis, agar lebih siap dalam persaingan kerja” ucap Alfian.

Sementara itu Head of Communication Cirebon Power, Yuda Panjaitan  menjelaskan program Vokasi Ketenagalistikan untuk operasional dan perawatan pembangkit listrik berteknologi batubara bersih ini adalah yang pertama di Indonesia.  Menurut Yuda, seiring dengan pelaksanaan program ketenagalistrikan nasional 35 ribu Mega Watt (MW) akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja terampil dan ahli dalam jumlah besar. Untuk itu Cirebon Power menginisiasi program vokasi ini untuk mengatasi kesenjangan keahlian (gap of skill), menjembatani lulusan-lulusan SMK agar memiliki kompetensi untuk bekerja di pembangkit listrik berteknologi batubara bersih.

"Dengan ilmu dan keahlian yang nanti dimiliki, para lulusan vokasi akan layak bekerja di pembangkit listrik manapun, karena ilmu yang kita bagikan ini sangat spesifik dan masih langka di Indonesia. Nanti kita akan bangga karena Cirebon dikenal sebagai penghasil SDM ahli di bidang ketenagalistrikan batubara bersih ," ujar Yuda.

Menurut Yuda, kelas vokasi yang akan berlangsung sampai awal tahun 2019 ini, nantinya akan tidak hanya berbentuk pemberian materi di dalam kelas, tapi juga praktik kerja langsung dengan berbagai mesin dan instrument pembangkit.

“Agar vokasi ini betul-betul menghasilkan lulusan yang terampil dan siap kerja, bobot Pendidikan lebih besar untuk praktik langsung atau on job training selama 4800 jam, sedangkan materi di kelas dan pembinaan mental ini kurang lebih total 200 jam” tutur Yuda.

Cirebon Power adalah konsorsium pengembang listrik di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang saat ini mengoperasikan PLTU berkapasitas 660 MW, merupakan salah satu pelopor dalam penggunaan teknologi batubara bersih, yaitu super critical. Saat ini tengah membangun pembangkit kedua berkapasitas 1000 MW dengan teknologi ultra super critical. Proses pembangunan pembangkit ini sudah mencapai 15,7% dan diproyeksikan akan beroperasi pada tahun 2022.

Editor: