
Jakarta-PINews.com,- Aspek lingkungan, efisiensi serta produksi yang lebih baik menjadi alasan mengapa ke depan penggunaan kenadaraan listrik di sektor pertambangan terus bertumbuh. Perubahan radikal akan terjadi di masa-masa mendatang dalam penggunaan kendaran di sektor pertambangan, konstruksi dan pertanian. Semua akan beralih ke kendaraan listrik, minimal hibrid.
Pasar kendaraan listrik untuk sektor konstruksi, pertanian dan pertambangan akan mengalami peningkatan mencapai US$ 78 miliar pada 2028. Beberapa produsen kendaraan di tiga sektor tersebut semisal Komatsu, John Deere, Caterpillar atau produsen kendaraan besar lainnya, mayoritas akan beralih menjadi menjadi kendaraan hibrid. Sementara produsen untuk kendaraan dengan jenis yang lebih kecil, akan memanfaatkan listrik yang berasal dari energi alam (Energi baru terbarukan). Demikian laporan hasil riset yang dilakukan IDTechEx, terkait kendaraan listrik untuk konstruksi, pertanian dan pertambangan.
Penggunaan kendaraan listrik yang berasal dari sumber energi baru dan terbarukan untuk kendaraan jenis sedang, akan banyak dibutuhkan baik untuk kebutuhan dalam ruangan ataupun luar ruangan. Volume produksinya akan lebih besar dari perkiraan banyak orang. Diperkirakan pada 2028, akan lebih dari 164 ribu kendaraan listrik versi energi terbarukan akan diproduksi.
Akan terjadi perubahan yang sangat radikal di tiga sektor tersebut jika ditilik dari sumber bahan bakar yang akan digunakan. Di sektor pertambangan contohnya, lebih dari 90% konsesi tambang dilakukan dengan skema terbuka (open pit). Mayoritas berada di daerah terpencil (remote area), jauh dari laut. Jika menggunakan kapal untuk pengangkutan bahan bakar, akan memakan biaya yang cukup besar.
Konsekwensinya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar yang besar, truk raksasa 350 KW bekerja di dasar tambang. Sementara untuk pengangkutan material tambang dari dasar ke atas akan menggunakan rel veyor listrik. Hal tersebut merupkan solusi terbaru baik untuk efisiensi, peningkatan produksi maupun untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Sumber listrik untuk rel listrik tersebut dimanfaatkan dari sumber yang berada di wilayah tambang baik menggunakan turbin angin ataupun energi matahari. Memang untuk pergantian dan pertukaran batterai 350 Kwh cukup besar. Tetapi masih lebih kecil dibandingkan penggunaan non kendaraan listrik.
Laporan dari IDTechEx untuk tiga sektor konstruksi, pertanian dan pertambangan selama rentang 2018 hingga 2028 mendatang ini, memperlihatkan bagaimana sektor pertambangan paling banyak yang akan menggunakan kendaraan listrik untuk kegiatan usaha di lapangan dibandingkan sektor lainnya. Tentu hal ini akan sejalan dengan periode bomingnya industri pertambangan selama periode 2018-2028.
Dengan bomingnya industri pertambangan akan berbanding lurus dengan upaya peningkatan teknologi , inovasi dan desain dari kendaraan yang dibutuhkan untuk dapat memnuhi kebutuhan di industri pertambangan. Kesuksesan di sektor pertambangan tentu juga akan diikuti di sektor lainnya, khususnya di sektor pertanian dan konstruksi. []
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

DUMAI,PINews.com - Program Posyandu Sehati, bagian dari Gerakan Komunitas Sehati yang digagas oleh P
- Pupuk Booster Katrili Inovasi Pertanian PGE yang Sukses Raih Penghargaan Internasional
- Jamur Bertenaga Matahari Inisiasi Pertamina NRE, Tumbuh Subur Menyambut Idul Fitri
- Kilang Pertamina Internasional Segera Uji Coba Produksi Bioavtur Berbahan Minyak Jelantah
- Pertamina Fasilitasi Sertifikasi Halal dan HaKI untuk Genjot Daya Saing UMKM