
Surabaya, PINews.com - Optik Tunggal berencana membuka sebanyak 26 cabang Zeiss Vision Center sampai 2020 di Indonesia. Perusahaan berharap agar Zeiss Experince yang unggul dalam penyediaan lensa berkualitas dirasakan oleh siapapun yang membutuhkan kacamata.
“Laboratorium milik Optik Tunggal menjadi ketiga yang mendapatkan akreditasi dari produsen lensa kelas dunia, Zeiss, selain di Jerman. Pencapaian ini sangat membanggakan lantaran dua laboratorium lainnya yang terletak di India dan China merupakan milik Zeiss sendiri,” tutur CEO Optik Tunggal, Alex F Kurniawan, saat peresmian Zeiss Vision Center, di Surabaya, Kamis (7/12).
Alex menuturkan bahwa Zeiss dan Optik Tunggal memiliki banyak kesamaan karena perusahaan ini masing-masing memiliki sejarah yang panjang. Zeiss memulai sekitar 1846 sedangkan Optik Tunggal resminya pada 1929 berupa toko sendiri di Pasar Baru. “Tahun ini kami Optik Tunggal berulang tahun ke-88 sehingga kami sudah eksis sekian lama di dunia peroptikan,” kata Alex.
Dia menambahkan Zeiss Vision Center dioperasikan oleh Optik Tunggal. Perusahaan bermitra dengan Zeiss lantaran produk lensa yang dihasilkan Zeiss sangat berkualitas. Inovasi yang dilakukan Zeiss juga sangat kuat selama dekade ini yang sesuai dengan visi Optik Tunggal yakni “best choice service and quality”. “Kami akan mengembangkan Zeiss Vision Center ini ke Asia Tenggara,” katanya.
Menurut Alex, Optik Tunggal melihat adanya celah untuk pengembangan bisnis Zeiss Vision Center. “Ada perbedaan-perbedaan dalam mencari mengukur mata customer yang sangat berbeda dengan optik lain. Pemeriksaan menyeluruh sehingga apapun yang terjadi dengan mata kita dapat diperiksa. Inilah yang kami tawarkan pada customer Zeiss untuk melihat apa yang terjadi pada mata mereka,” tambahnya.
Lensa yang diproduksi Zeiss, kata Alex, dapat digunakan untuk berbagai aktivitas. Misalnya ada Digital Lens untuk yang sering menggunakan gadget. Sementara untuk keperluan menyetit terdapat DriveSave. “Bahkan, untuk anak-anak pun ada. Optik Tunggal sudah membuka optik khusus untuk anak-anak yakni Optik Tunggal Next Generations di Mall Kelapa Gading. Rencananya akan dibuka beberapa cabang termasuk di Surabaya tahun depan. Akan menawarkan lensa-lensa terbaik dari Zeiss untuk anak-anak,” katanya.
Zeiss, perusahaan internasional terdepan dalam dunia optikal dan ofthalmik, bekerja sama secara ekslusif dengan Optik Tunggal, meresmikan gerai baru Zeiss Vision Center seluas sekitar 200 meter persegi di Tunjungan Plaza 6, Surabaya. Ini adalah gerai ketiga setelah dua gerai sebelumnya hadir di Plaza Indonesia dan Senayan City, Jakarta.
Tedd Ho, Commercial Head-Indonesia & Asia Distributor Carl Zeiss Vision, mengatakan Zeiss mengembangkan dan mendistribusikan optik litografi, teknologi pengukuran, mikroskop, teknologi medis, lensa kacamata, kamera dan lensa cine, teropong dan teknologi planetarium. Dari awal berdiri pada 1846, Zeiss selalu mencoba menciptakan produk-produk yang berkualitas. Usaha tersebut tidak sia-sia karena Zeiss kini menjelma menjadi produsen lensa terbaik di dunia.
“Nama-nama besar seperti Sony, Nokia, Rollei, dan Hasselblad merupakan perusahaan yang menggunakan teknologi Zeiss untuk kebutuhan optiknya,” ujar Tedd saat Talkshow & Demo Feel the New Experience of Innovative Solutions from ZEISS Vision Center di Plaza Tunjungan, Surabaya, Kamis (7/12). Tampil sebagai pembicara lain dalam talkshow tersebut Diandra Gautama (Pebalap dan Model); Opa Jahja (Executive Director), dan Fahmi Adimara (Travel Photographer, Google Street View Trusted Photographer).
Meskipun memiliki banyak keunggulan, Tedd menegaskan Zeiss tetap berinovasi dengan menghadirkan produk-produk yang selalu baru dan mengikuti perkembangan zaman. Inovasi mendorong lahirnya Zeiss Digital Lenses pada 2014, dilanjutkan dengan Zeiss Precision with Digital Inside Technology setahun kemudian.
Dewasa ini perangkat digital merupakan suatu kebutuhan bagi setiap orang dan digunakan hampir sepanjang hari. Kondisi ini menyebabkan mata terus berupaya mendapatkan fokus penglihatan dekat yang jelas dan juga sering kali berpindah fokus penglihatan dari jarak jauh ke dekat secara terus menerus.
“Sekitar 9 dari 10 orang mengalami Digital Eye Strain seperti mata akan terasa tegang dan lelah, penglihatan kabur, serta postur tubuh yang tidak nyaman setelah menggunakan perangkat digital selama tiga jam lebih setiap hari. Kehadiran lensa digital Zeiss mendukung multitasking digital lifestyle dan penggunakan alat digital secara terus menerus. Lensa yang bisa digunakan dari pagi hingga malam ini membatu mata untuk fokus lebih mudah,” tutur Tedd.
Kondisi ini tidak hanya dialami oleh presbyopa (usia > 40 tahun) tetapi juga pada usia sebelum itu (antara 30-40 tahun). “Digital lens adalah solusi untuk range usia tersebut yang mengeluh mata lelah saat banyak beraktivitas di depan perangkat digitalnya. Digital lens juga dilengkapi lapisan perlindungan bagi mata dari bahaya sinar biru,” kata Tedd.
Pada 2016, lahir inovasi berupa Zeiss DriveSafe yang ditujukan untuk keamanan dan kenyamaan saat berkendara. Lensa ini memungkinkan pengemudi memiliki pandangan yang jelas dalam kondisi cahaya remang-remang, serta mengurangi kilauan cahaya akibat lampu kendaraan yang sedang berpapasan. Lensa ini memberikan 43% area menengah lensa lebih luas untuk kemudahan perpindahan fokus penglihatan dari dashboard, kaca spion dan jalanan serta 14% lebih luas untuk area jauh lensa dan kenyamanan serta penglihatan jauh yang luas.
DuraVision® DriveSafe Coating by ZEISS dapat mengurangi silau dari cahaya lampu mobil yang datang maupun lampu jalanan hingga 64%. Penerapan Luminance Design dengan memperhitungan lebar pupil mata pada kondisi cahaya rendah, memberikan penglihatan yang nyaman dan aman pada kondisi cahaya rendah seperti saat malam maupun hujan.
Sementara pada 2017, kata Tedd, dikenalkan Zeiss EnergizeMe. Pemakaian lensa kontak yang terlalu lama akan mengakibatkan ketegangan serta memicu iritasi mata. Maka, harus ada kacamata cadangan yang nyaman. “EnergizeMe adalah yang pertama kali diciptakan untuk pemakai lensa kontak agar mata kembali segar setelah lama memakai lensa kontak sekaligus melindungi mata dari sinar biru yang berasal dari perangkat digital,” terangnya.
Zeiss juga menawarkan Office Lens. Pemakai lensa progresif (usia > 4 0 tahun) saat banyak beraktivitas untuk jarak menengah dan dekat di dalam ruangan biasanya akan mengeluh lehernya pegal, mata lelah karena keterbatasan area penglihatan jarak menengah pada lensa progresif. Sehingga dibutuhkan kacamata kedua sebagai solusinya, dan Office Lens akan mengatasinya. “Lensa ini tersedia dalam beberapa pilihan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan jarak kerja pemakainya dan bisa melindungi mata dari sinar biru perangkat digital,” tuturnya.
Lensa Office menggunakan teknologi yang dinamakan Maximum Intermediate Distance (M.I.D) yang memberikan penglihatan optimal dengan tiga pilihan jarak penglihatan Near, Medium dan Room sehingga pemakai saat melihat objek dengan postur tubuh yang normal dan terbebas dari rasa nyeri pada punggung dan leher.
Lapisan warna lensa yang tersedia clear dan Photofusion . Photofusion merupakan lensa clear dengan manfaat lebih yaitu bisa berubah warna lebih gelap sesuai kebutuhan mata. “Kita tidak perlu berganti kacamata saat beraktivitas di lingkungan yang berbeda (indoor/outdoor). Photofusion juga akan melindungi mata kita dari sinar UV yang berbahaya dengan perlindungan maksimal. Saat berubah warna, penglihatan kita tetap tajam dan kontras,” tegas Tedd.
Diandra Gautama yang berprofesi sebagai pebalap dan model setiap hari menggunakan lensa EnergizeMe. Opa Jahja yang pernah beken ketika mengomandani acara musik Dahsyat di salah satu televisi swasta nasional lebih nyaman menggunakan Office Lens. Sementara pribadi aktif yang dinamis seperti Fahmi Adimara memakai Lensa Digital Photofusion.
Diandra mengatakan dalam memilih lensa kacamata pertimbangannya yang jernih, tidak sakit, dan membuat pusing. Dia memeriksakan matanya ke Zeiss. “Mata saya minus 5. Selama ini memakai contact lense. Dulu pake Single Vision tidak nyaman. Balik lagi ke softlense. Sekarang saya nyaman dengan EnergizeMe karena tidak iritasi dan mata gampang menyesuaikan dengan keadaan sekitar,” paparnya. Sebagai pebalap, dia berencana menggunakan lensa DriveSafe.
Menurut dia, pemeriksaan di Zeiss sangat komprehensif dan detail. Hasilnya sangat mencengangkan karena diketahui dirinya memiliki gejala lain yang tidak terdeteksi lewat pemeriksaan optik di tempat lain seperti mata yang sangat peka terhadap sinar. “Dalam salah satu test saya diminta melihat titik hijau dan merah, ternyata itu untuk melihat kejulingan. Lensa Zeiss didesain beda yang seuai dengan kondisi fisiologis,” tuturnya.
Sementara itu, Opa Jahja menerangkan sejak enam bulan lalu sudah menggunakan kacamata biasa. Ternyata kacamata tersebut membuatnya sering pusing. “Saya coba ke Zeiss. Sebelum menjalani test saya diwawancara dulu. Dicek satu-satu, menganalisis kebutuhan mata kita. Dicek kualitas. Waktunya cukup panjang. Diujungnya keluar hasil. Cocok pake lensa ini. Berarti selama ini saya hidup pakai lensa yang salah. Ternyata karena sudah usia 50 tahun ada plusnya 2,5. Lensanya sangat tajam. Sudah enam bulan pake Zeiss,” tandasnya.
Sementara itu, Fahmi Adimara menyatakan aktivitasnya kebanyakan di luar ruangan sehingga memaksanya mencari kacamata yang bisa beradaptasi dengan cahaya. Setelah menggunakan lensa Zeiss, dia merasakan perubahannya lebih cepat. “Ketika dari outdoor ke indor perubahan warna kacamatanya lebih cepat. Tidak perlu merasa risih. Bahkan, saya suka naik gunung tidak perlu ganti kacamata,” katanya.
Dia menambahkan lensa Photofusion juga sangat membantu profesi dirinya sebagai fotografer. “Ketika saya ingin hunting foto di pagi hari, kacamata yang saya gunakan dulu agak silau. Sekarang tidak kuat lagi silaunya tidak terlalu kuat. Mata lebih rileks sehingga saya menggunakan Zeiss dari aktivitas pagi sampai malam. Menyetir juga,” tegasnya.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

INDRAMAYU ,PINews.com - Penyandang disabilitas di Indramayu ternyata jumlahnya ribuan. Pada 2022, me