Siapa Jebolan Akmil 1988 yang Duluan Menjabat Pangdam?
Credit by: istimewa

Jakarta, PINews.com - Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad) Letjen (Inf) Hinsa Siburian, Sabtu (28/10),  sejatinya memasuki masa purnabhakti. Wanjakti TNI tentu saja sudah melakukan seleksi para calon untuk menduduki kursi nomor dua di lingkungan Kartika Eka Paksi tersebut. Sangat boleh jadi, nama Wakasad pengganti lulusan terbaik (Adhi Makayasa) Akmil 1986 itu sudah ditetapkan oleh Wanjakti dan tinggal penetapan/pengumuman saja.

Siapapun orangnya, entah Mayjen Doni Monardo (Akmil 1985, Pangdam Patimura); Mayjen Jaswandi (Akmil 1985, Pangdam Jaya), Mayjen Cucu Somantri (Akmil 1984, Pangdam Bukit Barisan), atau Mayjen Tatang Sulaiman (Akmil 1986, Pangdam  Diponegoro), atau Mayjen Agung Rishdianto (Akmil 1985, Komandan Kodkilat TNI) atau lainnya, tak terlalu penting. Yang menarik untuk dicermati adalah, seiring dengan adanya perwira tinggi yang pensiun, lazimnya bakal ada pergeseran di lingkungan Panglima Kodam. Maklum saja, hingga saat ini masih ada beberapa Pangdam yang  bertugas lebih dari  dua tahun. Eloknya, pimpinan TNI melakukan mutasi sekaligus promosi bagi para perwira tinggi bintang dua yang memag pantas dan sudah waktunya menduduki pos tersebut.

Nah, jebolan Akmil 1988, sudah sangat pas waktunya untuk mendapatkan kepercayaan sebagai Panglima Kodam. Dari beberapa perwira tinggi bintang dua alumni Akmil 1988, hanya  ada beberapa nama yang punya potensi besar menjadi Panglima Kodam. Siapa  gerangan? 

Pertama, Mayjen Ilyas Alamsyah Harahap. Mantan Kasdam Jaya pengganti Ibnu Triwidodo ini  sejak 23 Februari lalu dipercaya jadi Asisten Pengamanan Kasad. Sebelum itu, Ilyas jadi Waaspam Kasad. Pernah pula jadi Danrem 132/Tadulako dan dua kali jadi asisten intel, yaitu saat  jadi Asintel Kasdam I/Bukit Barisan dan Asintel Kas Kostrad. Mayjen Ilyas pernah jadi komandan kolakops TNI Tinombala untuk memburu Kelompok Santoso di wilayah Pegunungan Poso Pesisir menggantikan Brigjen TNI (Anumerta) H Syaiful Anwar yang gugur pada 20 Maret 2016  lantaran kecelakaan helikopter.

Kedua, jelas Gubernur Akademi Militer Mayjen Inf Arip Rahman. Rekam jekak Arip di lungkungan TNI AD cukup moncer. Dia termasuk pati senior jebolan Akmil 1988. Sebelum didapuk jadi Gubernur Akmil pada 2016, yang bersangkutan adalah Waasrenum Panglima TNI pada 2015. Setahun sebelumnya, Arif dengan pangkat Brigjen, menjabat Waasrena Kasad.  Sebelumnya, Arif pernah menjabat Komandan Korem 061/Suryakencana, Bogor.

Ketiga, Komandan Jenderal Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD Mayjen Inf Madsuni. Pria kelahiran Cirebon, 53 tahun silam yang lama dinas di Korps Baret Merah itu relatif cepat memperoleh pangkat mayjen. Setelah  jadi Danrem 033/Wirapratama, pada 2016 Madsuni didapuk jadi Wakil Komandan  Jenderal Kopassus menggantikan Mayjen Herindra (lulusan terbaik Akmil 1987) yang didapuk jadi Danjen Kopassus. Begitu Herindra promosi jadi Pangdam III/Siliwangi, Madsuni promosi jadi Mayjen dari 2016 hingga saat ini. Kans Madsuni jadi Pangdam juga  cukup kuat, apalagi yang bersangkutan tengah pendidikan Lemhanas bersama sejumlah perwira tinggi bintang satu dan dua dari tiga angkatan dan Polri serta sipil.

Keempat, Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) I Kostrad Mayjen Ainurrahman. Kinerja Ainurrahman juga banyak yang menyebut cukup moncer. Selepas jadi Danyon 328/Dirgahayu dan Danrem 032/Wirabraja, kariernya mencorong setelah didapuk jadi Kepala Staf Garnisun I/Jakarta dengan pangkat brigjen. Dengan satu bintang di pundak, Ainurrahman juga pernah menajdi Kepala Staf Divisi 2 Kostrad di Malang, dan terakhir awal tahun ini jadi Kepala Staf Kodam VI/Mulawarman. Beberapa bulan kemudian, bintang di pundak Ainurrahman bertambah menjadi dua dengan dipercaya sebagai Pangdivif I dengan pangkat mayjen.

Kelima, Pangdivif II Kostrad Mayjen Agus Suhardi. Pria kelahiran Palembang, 52 tahun silam ini pernah jadi Danyonif 321/Galuh Taruna  saat letkol dan  Komandan Brigif Linud 3/Trib Budi Mahasakti dan Danrem 152/Baabullah saat menjadi kolonel. Kariernya melesat setelah pangkatnya naik jadi brigadir jenderal. Tiga  jabatan pernah diembannya pada pangkat brigjen, yaitu  Kasdivif I di CIlodong, Kasdivif II di Malang, dan Kepala Staf Kodam V/Brawijaya. Beberapa  bulan lalu, Agus promosi menjadi  Pangdivif 2/Kostrad.

Keenam, Mayjen Teguh Arief Indratmoko, Perwira Sahli Tk III Bidang Intekmil dan Siber Panglima TNI. Sejatinya Teguh yang paling berpeluang besar jadi Pangdam. Sayang, saat ini posisinya “kurang strategis” padahal sebelumnya yang bersangkutan pernah jadi Wadanpaspamres menggantikan Mayjen Marinir Bambang Suswantono. Rekam jejak Teguh juga cukup baik. Saat pangkat Letkol, pernah menjadi Danyonif 112/Tombak Sakti. Pernah jadi Komandan Grup 2/Kopassus. Dua kali jadi danrem, yaitu 022/Pantai Timur dan promosi jadi Brigjen saat menjabat Danrem 091/Aji Surya Natakesuma. Awal 2017 promosi jadi Wadanpaspampres tapi  kemudian digantikan oleh Brigjen Marulli Simanjuntak (menantu Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan) pada April 2017.

Siapapun  orangnya yang dipilih oleh pimpinan TNI, memang kini saatnya generasi jebolan Akmil pengjujung 1980-an mendapat kesempatan jadi Panglima Kodam. Semoga! 

- Dudi Rahman (Senior Editor PINews, pemerhati mutasi militer) 

Editor: APS