PHE ONWJ Resmikan Kawasan Konservasi Lingkungan di Subang

Subang-PINews.com,- Selama ini, kawasan Subang identik dengan lokasi wisata pegunungan yang sejuk. Lokasi tersebut berada di kawasan selatan Subang. Tak pernah ada yang melirik pariwisata yang terletak di kawasan utara Subang. Kampung Grinting, Desa Cilamaya Girang, merupakan salah satu desa yang memiliki potensi wisata baru di kawasan Pantura Subang.

Pada hari Kamis, 26 Oktober 2017, PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) bersama Perhutani dan Pemerintah Kabupaten Subang telah meresmikan Hutan Kapal Kehati Greenthink di Desa Cilamaya Girang.

Hutan Kapal Kehati Greenthink merupakan area milik Perhutani seluas 2,5 hektar yang ditransformasikan menjadi areal konservasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi oleh masyarakat CIlamaya Girang dengan pendampingan PHE ONWJ.

Sejak 2011, PHE ONWJ bersama masyarakat setempat yang terdiri dari Kwartir Ranting (Kwaran) Pramuka Kecamatan Blanakan, Pemerintah Desa Cilamaya Girang berinisiatif untuk memanfaatkan area Perhutani di lokasi tersebut. Oleh masyarakat, area tersebut telah digarap menjadi persawahan oleh warga yang kemudian karena kurangnya pengetahuan tentang pengolahan lahan menyebabkan lahan ini kurang produktif.

“PHE ONWJ bersama masyarakat ingin menjadikan lokasi tersebut sebagai pusat pendidikan lingkungan hidup untuk pelajar dan masyarakat serta upaya mitigasi adaptasi terhadap perubahan iklim,” ujar General Manager PHE ONWJ Siswantoro M. Prasodjo.

Dikelola oleh Kelompok Tani Greenthink, Hutan Kapal Kehati Greenthink seluas 2,5 hektar ini mengadopsi konsep integrated farming system atau Sistem Pertanian Terpadu untuk menghidupkan perekonomian masyarakat desa. Komponen usaha tani dalam model ini meliputi budidaya ikan nila srikandi, budidaya bebek petelur, usaha penggemukan domba, budidaya tanaman produktif, tanaman obat keluarga serta budidaya jamur merang. Masyarakat juga diajarkan untuk memanfaatkan limbah ternak untuk menjadi pupuk.

“Dengan adanya Sistem Pertanian Terpadu ini maka pensiunan nelayan yang sudah tidak mampu melaut akan kembali memiliki sumber penghasilan,” ujar Ketua Kelompok Tani Greenthink Arruji Kartawinata. Usaha ini juga kini telah berkembang menjangkau usaha wanita istri nelayan untuk membuat produk makanan dari hasil tani.

Arruji bercerita, kini setiap akhir pekan atau hari libur, tempat ini mulai ramai disambangi pengunjung. Apalagi sudah tersedioa kapal yang bisa disewa untuk berkeliling hingga ke bibir pantai. Begitu juga di dalam tersedia arena permainan sehingga banyak masyakat yang mulai tertarik. Saat ini, emnueutnya tidak ada tiket masuk untuk pengunjung. Tetapi ke depan, menurutnya perlu juga ada, dipergunakan untuk pemeliharaan.

“pokoknya tiketnya yang semurah-murah mungkin dan janbgan sampai memberatkan masyarakat,” demikian ujarnya.

Suwarna, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang yang hadir mewakili Bupati memberikan apresiasi terhadap langkah sinergi yang dilakukan oleh PHE ONWJ dan kelompok tani Green Think sehingga tempat yang semula gersang dan tidak terawat serta selalu digenangi banjir jika air laut pasang, kini sudah layak dan bagus untuk kegiatan dan aktivitas luar ruangan.

“Kita patut berterima kasih kepada Pertamina (ONWJ). Pertamina sudah membuat stimulan yang baik, selanjutnya kita yang merawat dan mengelola tempat ini. Saya harapkan mari kita jadikan tempat ini sebagai tempat yang bersejarah dan monumental,” ujarn ya disambut riuh tepuk tangan penonton.

 Ia menyarankan agar tempat yang semula sebagai bumi perkemahan ini, tidak ahanya dipakai hanya untuk kegfiatan perkemahan pramuka semata, tetapi kegiatan pelantikan atau rapat kecamatan Blanakan atau kegiatan desa Malajaya Girang juga bisa menggunakan tempat tersebut, sehingga manfaatnya dirasakan benar dan terutama karena tempat tersebut sangat layak untuk dijadikan berbagai kegiatan.

“Saya akan segera informasikan kepada Bupati, agar kalau bisa jalan masuk menuju area ini bisa diperbaiki, sehingga akses menuju tempat ini juga bisa lebih baik,” ujarnya lagi.

Agus Mashudi,  Kepala Perhutani Kabupaten Subang  tak henti hentinya memberikan apresiasi terhadap langkah yang sudah dilakukan oleh PHE ONWJ. Ia kagum, karena tanah milik Perhutani tersebut sebelumnya merupakan tanah tandus yang susah ditumbuhi tanaman. Tetapi dengan upaya yang dilakukan, kini sudah ada 1000 lebih pohon ditanam dengan puluhan jenis tanaman.

“ini menunjukan bahwa sesuatu yang kelihatan tidak  bermanfaat tetapi karetna ada kemauan untuk diusahakan dan dikelola, akhirnya bisa memberi manfaat juga,’ demikian ujar Agus Mashudi saat meninjau lokasi usai acara pembukaan.

Lebih lanjut ia berharap tempat ini menjadi sarana pendidikan lingkungan baik untuk pelajar juga untuk masyarakat. Apalagi di tempat tersebut tersedia juga kegiatan perekonomian, seperti jamur, pengelolaan sampah, peternakan, perikanan juga pertanian. Sehingga tempat tersebut tepat menjadi laboratorium bagi masyarakat Blanakan dan Subang umumnya.

Lahan yang sebel;umnya menjadi lokasi bumi perkemahan itu, setiap bulan selalu digenangi banjir rob. Tempat ini juga menjadi tempat bermukim ratusan tikus yang menjadi musuh petani. Kini lahan tidur seluas 2,5 ha itu sudah termanfaatkan. Sudah ditanami 1.600 pohon dengan serapan karbon sebesar 9.640 kg CO2 eq per tahun. Kini sudah dimanfaatkan oleh 16 sekolah se kecamatan Balanakan. Anak-anak nelayan yang sebelumnya putus sekolah, kini sudah bisa kembali menempuh pendidikan.

Kapal Kehati Green Think nama yang disematkan pada lokasi ini diharapkan mnejadi pusat sarana pendidikan lingkuangan, pengelolaan hutan hujan tropis, sistem pertanian terpadu dan ekowisata berbasis masyarakat.  Kapal kehati Green Think menjadi bahtera Nuh yang menyelamatkan flora-fauna juga manusia di sekitarnya.

 

Editor: