Presiden Joko Widodo Lakukan Ground Breaking Sejumlah PLTU
Credit by: Dok. PT Indonesia Power

Jakarta-PINews.com. Presiden Joko Widodo didampingin Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan melakukan Groundbreaking Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7, 9, dan 10 dengan total kapasitas 4.000 Megawatt/MW. Kemudian meresmikan PLTU IPP Banten dengan kapasitas 660 MW serta meninjau Pembangunan Coal Terminal 20 Juta Ton di Provinsi Banten. Keseluruhan proyek ini bernilai US$6,015 miliar.

Untuk proyek PLTU Jawa 7, 9 dan 10 serta PLTU IPP Banten merupakan salah satu proyek yang masuk ke dalam program 35.000 MW. PLTU Jawa 7 dengan kapasitas 2 X 1.000 MW) direncanakan beroperasi pada tahun 2020 dengan harga jual ke PLN sebesar 4,21 sen USD/kWh. Pengadaan proyek ini menggunakan skema bisnis Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT) selama 25 tahun.

Dengan nilai investasi sebesar US$1,88 miliar, PLTU Jawa 7 menggunakan teknologi Ultra Super Critical Boiler yang berbahan bakar batubara kalori rendah dikisaran 4.000 – 4.600 kkal/kg Ash Received). Jenis pembangkit ini dipilih karena memiliki efisiensi yang tinggi dan lebih ramah lingkungan. PLTU Jawa 7 Unit 1 diperkirakan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada awal April 2020 dan Unit 2 diperkirakan COD pada awal Oktober 2020. PLTU IPP Jawa 7 dikembangkan oleh konsorsium Shenhua Guohua dan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi.

Kemudian PLTU Jawa 9 & 10 dengan kapasitas 2x1.000 MW) merupakan IPP yang dibangun bersebelahan dengan PLTU Suralaya 1 – 8 di Suralaya, Provinsi Banten. Nilai invetasi proyek ini mencapai sekitar US$3 milyar. Pembangkit ini menggunakan skema penugasan PLN kepada Anak Perusahaan yaitu PT Indonesia Power sesuai Perpres No. 19 Tahun 2017.

Pengadaan proyek ini menggunakan skema bisnis BOOT dan menggunakan teknologi ultra supercritical yang ramah lingkungan dan memberikan efisiensi konversi energi yang lebih tinggi daripada teknologi konvensional PLTU sebelumnya. Diperkirakan PLTU 9 & 10 COD pada tahun 2022 dengan kontrak sepanjang 25 tahun dan dengan Biaya Pokok Produksi (BPP) sebesar 5,1 cent/kWh.

Selanjutnya PLTU Banten 660 MW adalah IPP yang bernama PT Lestari Banten Energi dengan kapasitas 660 MW, dengan kontrak penjualan ke PLN sebesar 600 MW. Pengadaan proyek ini menggunakan skema BOOT selama 25 tahun. PLTU ini menggunakan teknologi supercritical boiler dan telah berproduksi sejak Maret 2017 dengan kontrak sepanjang 25 tahun. Harga jual ke PLN sebesar 5,99 cent/kWh. Nilai investasi PLTU Banten 660 MW ini adalah sebesar US$990 juta.

Proyek infrastruktur lain yang juga diresmikan adalah Terminal Batubara (Coal Terminal) dibangun untuk memperkuat dan mengefektifkan rantai pasok batubara, untuk PLTU di wilayah Jawa Bagian Barat. Terminal Batubara ini dibangun oleh anak perusahaan PLN yaitu PT. PLN Batubara dengan Gama Coorp dapat memberikan kontribusi sebagai terminal penghubung dengan kapasitas 20 Juta Ton. Lokasi Terminal Batubara bersebelahan dengan PLTU Jawa 7 dengan target untuk dapat beroperasi secara komersial bersamaan dengan kebutuhan PLTU Jawa 7.

 

Editor: ES