Aplikasi MAGMA Masuk ‘Top 40’ Inovasi Pelayanan Publik
Credit by: esdm.go.id

Jakarta, PINews.com - Aplikasi MAGMA Indonesia (Multiplatform Application for Geohazard Mitigation and Assessment in Indonesia) kembali mendulang prestasi. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) menetapkan aplikasi tersebut dalam Top 40 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2017.

Penetapan itu tercantum dalam Keputusan Menteri PAN RB Nomor 40/2017 yang ditetapkan di Jakarta, 16 Agustus 2017.Aplikasi MAGMA ini merupakan aplikasi multiplatform (web dan aplikasi mobile) yang berisikan informasi dan rekomendasi kebencanaan geologi terintegrasi (gunung api, gempa bumi, tsunami, dan gerakan tanah) yang disajikan kepada masyarakat secara kuasi-realtime dan interaktif. Sistem ini dibangun dan dikembangkan secara mandiri oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM sejak tahun 2015.

"Jadi prosesnya dulu dari sekitar 1.300 pendaftar (Top Inovasi) diseleksi jadi 99, lalu terakhir diseleksi menjadi Top 40. Alhamdulillah kami masuk," ungkap Devy Kamil Syahbana, inisiator  aplikasi MAGMA..

Devi yang menjabat sebagai Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG mengatakan keberhasilan aplikasi MAGMA tak lepas dari peran seluruh staf PVMBG terutama pengamat gunung api yang bekerja 24 jam memantau dan melaporkan setiap aktivitas yang terjadi di lapangan.

Aplikasi MAGMA juga terpilih bersama 19 finalis lain yang diikutsertakan oleh Kemenpan RB dalam Kompetisi Inovasi Internasional pada "Egde of Government Innovation Award 2018" yang diselenggarakan oleh Observatory of Public Sector Innovation (OPSI) dari Organisation for Economic Cooperation & Development (OECD) bekerjasama dengan Mohammed Bin Rasyid Centre for Goverment Innovation dari Pemerintah Uni Emirat Arab.

Adapun ke-20 inovasi yang diikutsertakan dalam ajang tersebut merupakan hasil seleksi Top Inovator selama kurun 2014-2017. "Mohon doa restunya, dan selalu dukung MAGMA Indonesia untuk dunia," kata Devi. 

Editor: HAR