OJK Luncurkan Produk Pembiayaan Bandara Internasional Jawa Barat
Credit by: bijb.co.id

Bandung, PINews.com  - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan produk pembiayaan infrastruktur senilai total Rp12 triliun bagi total tiga emiten, salah satunya untuk membiayai pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).

"Pada Sabtu 12 Agustus 2017 kemarin menjadi momentum bersejarah bagi dunia pasar modal Indonesia yang tepat berusia 40 tahun, lebih istimewa lagi bagi PT Bandarudara Internasional Jawa Barat karena pada hari tersebut," kata Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra dalam siaran pers, di Bandung, Minggu.

Ia mengatakan bagi PT BIJB, instrumen yang digunakan adalah RDPT pada equitas senilai Rp1 triliun, dan akan digunakan untuk mendanai pembangunan sisi darat BIJB saat ini tengah dikebut dan ditargetkan pembangunan akan selesai pada Desember 2017.

"Sebuah keistimewaan bagi PT BIJB sebagai BUMD yang mendapat tugas untuk melakukan pembangunan sisi darat, telah mendapatkan atensi yang luar biasa dari OJK dengan telah disetujui penawaran efektif RDPT kepada para investor," kata dia pula.

Dalam penerbitan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) ini, kata dia, PT BIJB bekerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) sebagai financial advisor dan PT Danareksa Investment Management (PT DIM) sebagai invetment manager yang menginisiasi potensi RDPT ekuitas sebagai salah satu instrumen pasar modal yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia.

"Dengan telah dirilis produk RDPT ekuitas ini, maka pembiayaan PT BIJB menjadi lebih variatif. Dengan pendanaan pada equitas terdiri dari setoran modal pemegang saham eksisting yaitu Pemprov Jawa barat dan PT Jasa Sarana dan RDPT yang kemudian dilengkapi dengan sindikasi perbankan syariah," katanya.

Ia menegaskan sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mencari alternatif pendanaan proyek infrastruktur, diharapkan target BIJB beroperasi pada 2018 dapat terealisasi.

Bandara Internasional Jawa Barat terletak di Kertajati, sekitar 68 km dari Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Lokasinya strategis di sekitar area berkembang Jawa Barat dan  aksesibilitas BIJB terjamin dengan adanya jalan raya dan kereta api yang menghubungkanBandung, Kertajati, dan Cirebon; jalan tol Cisumdawu untuk menghubungkan Bandung dan Kertajati; Jalan tol Cipali yang menghubungkan Kertajati dan Kawasan Industri Karawang; dan juga jalur langsung menuju pelabuhan Cirebon.

BIJB dibangun diatas lahan seluas 1.800 ha dan pembangunannya akan dibagi menjadi tiga tahap. Diharapkan pembangunannya dapat dimulai pada tahun 2017, di tahap pertama pembangunan, BIJB akan mengoperasikan satu landasan terbang sepanjang 3500 meter, nantinya sendiri setelah pembangunan selesai BIJB akan memiliki dua landasan terbang. BIJB berencana akan menjamin kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang dalam perjalanan udara. Ini akan memudahkan dalam hal infrastruktur bandara, fasilitas terminal dan kemajuan bandara untuk meningkatkan pengalaman para penumpang dan pengunjung.

Total area bangunan Terminal Penumpang sendiri adalah 121,000 meter persegi, yang dapat menampung 5 juta penumpang/tahun dan akan bisa menampung 18 juta lalu lintas penumpang di tahun berikutnya. Di kargo depan, 0,004 juta ton telah ditangani dalam operasi pertama, kargo keseluruhan di BIJB akan diperluas secara besar-besaran hingga mencapai 1,5 juta ton pada tahun 2045.

Agar biaya aeronotika BIJB ini kompetitif, BIJB juga akan menambah keuntungan dari bisnis-bisnis non-aeronotika. Selain menarik brand-brand, ritel serta operator F&B dengan reputasi yang baik untuk memberikan bebagai macam penawaran, BIJB juga akan menyelenggarakan promosi bandara besar besaran yang menyenangkan untuk menarik penumpang.

Editor: HAR