In Memoriam Dr Ryan Thamrin: Dokter Juga Manusia
Credit by: internet

Jakarta, PINews.com - Saya termasuk yang kaget ketika mendengar khabar meninggalnya Dr Ryan Thamrin. Beberapa teman menanyakan saya atas kebenaran meninggalnya almarhum. Karena mereka berpikir bahwa saya sebagai nara sumber Dr Oz Indonesia juga tahu berita tersebut. 

Saya mengingat kembali bahwa tayangan pertama saya menjadi narasumber di Dr Oz Indonesia pada Oktober 2013 bicara dampak dari makan langsung tidur dan ini jelas berhubungan dengan gangguan pada lambung.  Setelah itu hampir setiap bulan saya diundang menjadi narasumber sampai beliau cuti dan sakit saya pun semakin jarang diundang karena kebetulan format tayangan Dr Oz Indonesia juga berganti.

 Beberapa kali topik yang diangkat di Dr Oz Indonesia seputar gangguan percernaan termasuk masalah sakit maag. Rasanya Dr Ryan sebagai dokter dan juga sebagai host acara ini paham bagaimana gaya hidup sehat agar terhindar dari masalah kesehatan.

Walau masing-masing kita bertukar nomor telpon dan WA, tidak pernah Dr Ryan mengeluh ada masalah kesehatan. Tapi almarhum pernah bilang keinginannya untuk melanjutkan pendidikan dokter spesialis penyakit dalam di FKUI RSCM. Tidak ada alasan yang diungkapkan kenapa memilih program pendidikan dokter spesialis penyakit dalam tapi almarhum mengatakan bahwa ingin praktek kembali dan bekerja seperti saya sebagai seorang dokter penyakit dalam. Selain itu ada keinginannya untuk jalan-jalan ke RSCM melihat suasana poliklinik dan saya bilang dengan senang hati saya akan mengantarkannya.

Tetapi kedua hal ini tidak pernah terwujud. Beliau tidak jadi jalan-jalan  ke RSCM dan tidak pernah mendaftar untuk mengikuti pendidikan spesialis penyakit dalam. Hal lain yang membuat saya hormat terhadap beliau, dalam berbagai kesempatan shooting, saat saya baru datang beliau pasti "say hello" dulu kepada saya, mengingat saya memang lebih senior dari pada almarhum. Almarhum tidak sombong, jarang marah dan selalu melayani permintaan foto dari para penggemarnya. Di sela-sela shooting, almarhum selalu melemparkan joke kepada para penonton di studio terutama penonton wanita. Beliau juga kadang kala menggoda bintang tamu wanita  yang cantik membuat penonton tertawa.

Saya coba mencari informasi kenapa almarhum meninggal dan melihat dari Youtube ternyata ibunda almarhum yang mengatakan bahwa sejak sakit dan cuti dari dari Dr Oz almarhum sering mengeluh masalah pada lambungnya. Sampai akhirnya beberapa media menyampaikan bahwa almarhum meninggal karena sakit maag.

Sakit maag pada masyarakat kita khususnya penduduk Jakarta  memang cukup tinggi mencapai 58,1%. Penelitian  yang dilakukan pada beberapa tahun lalu pada  1645 responden penduduk Jakarta yang berasal dari 5 wilayah kota Jakarta. Oleh karena angka sakit maag ini tinggi  di tengah masyarakat, maka berbagai penyakit yang kebetulan juga mengalami sakit maag, maka sering kali sakit maag tersebut yang diduga sebagai penyebab kematian. 

Di tengah masayarakat juga beredar istilah sakit maag akut atau kronis. Kalau lihat dari perjalanannya sakit maag akut atau kronis menunjukkan waktu terjadinya keluhan tersebut. Jika sakit maag kronis berarti sakitnya sudah berlangsung lama, sedang sakit maag akut jika keluhan timbul baru beberapa hari. Memang bisa saja seseorang yang sudah mempunyai sakit maag kronis dalam perjalanan penyakitnya mengalami sakit maag akut.

Sakit maag, merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering membawa seseorang untuk datang kedokter mencari pertolongan medis, baik pada praktek dokter umum maupun dokter spesialis penyakit dalam. Bahkan pasien dengan sakit maag yang mendapat serangan secara tiba-tiba berupa nyeri di ulu hati dan muntah-muntah  langsung datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS.

Ada beberapa tanda alarm yang menjadi patokan bahwa sakit maag seseorang memang perlu dievaluasi lebih lanjut. Apabila seseorang mengalami sesuatu yang tidak beres pada daerah ulu hatinya maka, yang pertama-tama harus dipikirkan adalah apakah ada keluhan lain yang sering kita sebut tanda bahaya atau tanda alarm pada orang tersebut. Tanda bahaya yang harus diperhatikan antara lain apakah ada keluhan buang air besar yang hitam, keluhan muntah-muntah apalagi dengan keluhan muntah darah, berat badan turun tanpa sebab yang jelas, dan adanya lemas disertai pucat. Selain itu jika seseorang merasakan keluhan nyeri ulu hati tersebut pertama kali pada saat sudah berusia lebih dari 45 tahun maka sakit maag yang dialami saat ini harus dipikirkan karena adanya masalah yang serius pada saluran cernanya.

Berbagai penyakit saluran cerna atas yang dapat ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan endoskopi atas adalah luka pada kerongkongan, tukak pada lambung dan atau usus dua belas jari. Selain itu adanya polip atau tumor ganas pada pemeriksaan endoskopi. Walaupun secara statistik adanya tumor pada saluran cerna bagian atas kemungkinannya kurang dari 1%, kita harus tetap mewaspadai adanya kemungkinan kanker lambung pada pasien dengan keluhan sakit maag tersebut. Secara umum sakit maag yang ditemukan kelainan pada pemeriksaan lebih lanjut kita sebut sakit maag organik.

Gangguan pencernaan dengan disertai penurunan berat badan merupakan suatu gangguan kesehatan yang harus ditangani secara serius untuk memastikan kenapa berat badannya turun. Apalagi jika penurunan berat badan disertai keringat malam hari dan badan meriang pada malam hari maka infeksi kronis atau tumor kelenjar getah bening dapat diduga sebagai penyebab kondisi tersebut. Penurunan berat badan juga bisa terjadi karena asupan yang makin menurun karena sakit maag tersebut. Beberapa pasien melakukan pantangan yang sangat ketat takut maagnya kambuh sehingga ini juga membuat asupan makannya sedikit sehingga mengalami penurunan berat badan yang drastis.

Riwayat obat-obatan terutama penggunaan obat rematik atau obat-obatan untuk menghilangkan rasa nyeri terutama nyeri sendi juga harus dicurigai sebagai penyebab dari keluhan sakit maag yang timbul. Selain obat rematik, penggunaan obat sakit kepala yang rutin juga bisa membuat masalah di lambung dan menyebabkan kelainan organik. Obat pengencer darah yang juga sering digunakan oleh pasien dengan penyakit jantung koroner seperti asam asetil salisilat juga bisa menyebabkan masalah pada lambung.

Kuman Helicobacter pylori merupakan kuman yang juga harus dipikirkan sebagai penyebab seseorang mengalami sakit maag tersebut. Kuman ini merupakan satu-satunya kuman yang dapat hidup di lambung dan jika kuman ini hidup didalam lambung kita, keberadaan kuman ini akan membuat masalah. Kelainan yang timbul akibat adanya kuman didalam lambung ini cukup bervariasi dari tanpa keluhan, adanya merah-merah pada dinding dalam lambung, tukak pada lambung atau pada usus dua belas jari. Bahkan adanya kuman ini dapat menyebabkan tumor kelenjar bening pada  lambung (maltoma lambung) atau  kanker pada lambung.

Berbeda dengan kuman pencernaan lainnya, kuman Helicobacter pylori ini biasanya tidak menyebabkan keluhan dan setelah bertahun-tahun dilambung baru menimbulkan masalah. Oleh karena itu adanya kuman ini harus selalu dipastikan apabila seseorang mengalami masalah dengan maagnya.Hasil penelitian kuman H pylori yang kami lakukan mendapatkan bahwa 1 dari 5 pasien dengan sakit maag pada populasi orang Indonesia  ternyata mengandung H pylori di lambungnya. Dan ternyata pada beberapa suku di Indonesia yaitu suku Batak, Bugis dan Papua angka kejadian kuman H pylori lebih tinggi dari rata-rata kejadian H pylori pada kelompok suku lain.

Kadangkala, kita memang menyepelekan adanya gangguan pada lambung kita tetap harus selalu ingat sakit maag dengan disertai tanda alarm harus dievaluasi secara serius. Semakin dini penyakit diketahui semakin cepat dapat diobati. Gangguan pada lambung belum tentu disebabkan oleh masalah di lambung. Jadi yang terpenting jangan jadi dokter untuk diri kita sendiri.

Dr. Ryan selamat jalan,  tidak menyangka bahwa hidup sejawat hanya sampai diusia 39 tahun, membuktikan kepada kita semua, kita bisa berencana tetapi Allah SWT berkehendak lain selamat jalan sejawat. Semoga husnul khotimah.

Hidup sehat mudah untuk diucapkan tetapi sulit untuk diamalkan...

Dr. Ari Fahrial Syam (Division of Gastroenterology, Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, University of Indonesia/Cipto Mangunkusumo Hospital; The Chairman of Indonesian Society of Digestive Endoscopy)

Editor: HAR