PLTGU Tambak Lorok Siap Suplai Listrik Pertengahan 2020

Jakarta, PINews.com - Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Tambak Lorok Blok 3 Jawa Tengah siap dibangun. PT Indonesia Power pun telah menunjuk konsorsium General Electric (GE), Marubeni Corporation, dan PT Hutama Karya (HK) sebagai kontraktor Engineering, Procurement, and Construction (EPC) dari pembangkit yang akan menghasilkan listrik dengan kapasitas 780 MW.

"Pembangkit listrik tenaga gas dan uap Tambak Lorok berkapasitas 780 MW adalah momentum bersejarah yang penting bagi program 35 ribu MW yang bertujuan untuk meningkatkan pasokan listrik di Indonesia," kata Presiden Direktur Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani, di Jakarta, Rabu (19/7).

Pembangkit listrikTambak Lorok menggunakan turbin gas milik GE yakni 9HA.02 dan turbin uap GE D650, generator panas pemulihan uap, dan perangkat pembangkit tenaga listrik pendukung lainnya.

CEO GE Power Indonesia, Handry Satriago menyatakan pembangkit listrik yang akan digunakan akan fleksibel dan efisien dibanding sebelumnya. Dijelaskan juga bahwa Pembangkit listrik Tambak Lorok, yang dioperasikan oleh Indonesia Power, akan menjadi pembangkit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi pencetak rekor 9HA.02 untuk menghasilkan 780 MW listrik ke dalam jaringan listrik Indonesia, setara dengan kapasitas listrik yang dibutuhkan untuk menyediakan listrik bagi lebih dari 5 juta rumah penduduk Indonesia.

Turbin 9HA.02 adalah turbin gas terbesar dan paling efisien di dunia milik GE saat ini dan memimpin industri tersebut dalam hal daya listrik, dapat menghasilkan 510 MW per unit padahal menggunakan bahan bakar gas lebih sedikit per MW dibandingkan teknologi turbin lainnya yang beredar di pasaran.

Efisiensi bahan bakar yang ditawarkan oleh 9HA tersebut – tingkat efisiensi tertinggi dalam industri kelistrikan – sangatlah penting terutama dalam menghadapi biaya operasional pembangkit listrik yang terus meningkat.

Sedangkan Takashi Fujinaga, Divisi Bisnis Tenaga Operasi Senior, Marubeni Corporation mengaku sangat antusias bermitra dengan GE dan Hutama Karya. "Kami sangat antusias untuk bermitra dengan GE dan Hutama Karya  untuk menghadirkan teknologi turbin gas yang paling efisien di dunia ke Indonesia," katanya.

Senada dengan hal tersebut Direktur Operasi  Hutama Karya Suroto menegaskan, penandatanganan ini merupakan tonggak penting bagi Hutama Karyadalam komitmen kami untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Penandatanganan ini sekaligus menjadi komitmen IP dalam mendukung program PLN dalam mengejar target 35.000 MW," ungkap Suroto

Suroto juga menjelaskan bahwa Hutama Karya akan mengambil peran dalam pekerjaan sipil (civil work) seperti pembangunan serta instalasi peralatan. "Di sini kita akan mengambil pekerjaan sipil atau civil work yang cakupannya terdiri dari pekerjaan soil improvement, struktur dan bangunan, sekaligus instalasi peralatan," terang Suroto.

Waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan sipil ini diperkirakan selama 28 bulan sejak tanggal efektif kontrak ditetapkan. "Dengan penerapan teknologi turbin gas terefisien di dunia dari General Electric dan pengalaman serta kompetensi Marubeni selaku kontraktor EPC sekaligus pengembang Independent Power Producer (IPP), kami yakin konsorsium ini dapat memenuhi ekspektasi PT Indonesia Power selaku pemilik proyek," ujar dia.

Dari sisi pengalaman Suroto menjelaskan perusahaan sudah punya pengalaman dan kompetensi di bidang EPC, khususnya di bidang ketenagalistrikan. Beberapa proyek yang telah digarap antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTM) di Simalungun Sumatera Utara, PLTM Parmonangan, dan PLTM di Cirompang Garut. Kemudian, PLTU Jeneponto Sulawesi Selatan, PLTU Cilacap.

"Kami bangga dapat mengambil bagian di proyek ini yang berkontribusi langsung terhadap suksesnya program pemerintah yakni 35 ribu MW untuk Indonesia," pungkasnya.

 

 

Editor: ES