
Jakarta, PINews.com - Kementrian Perdagangan memastikan stok beras hingga akhir tahun 2017 aman. Disebutkan stok beras di PIBC pada 2 Juli 2017 sebesar 38.280 ton. Angka ini di atas batas aman sebanyak 30.000 ton. Sedangkan stok beras di Perum Bulog per 22 Juni 2017 sebesar 1,7 juta ton (ketahanan 7,35 bulan).
Dengan pasokan berar yang cukup ke pasar telah membuat harga bahan pokok yang satu ini relatif stabil. Data Kementrian Perdagangan menyebutkan saat ini rata-rata nasional harga beras per 3 Juli 2017 sebesar Rp10.582/kg, masih diatas harga acuan penjualan di konsumen Rp9.500/kg.
Sedangkan untuk rata-rata harga gabah kering giling sampai dengan Mei 2017 sebesar Rp5.454/kg atau masih di atas harga acuan pembelian Rp4.600/kg. Selain itu, rata-rata harga gabah kering panen sampai dengan Mei 2017 sebesar Rp4.511/kg, di atas harga acuan pembelian Rp3.700/kg.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan bahwa Pemerintah akan terus berusahaan memastikan stabilistas stok beras diantaranya dengan tata niaga. “Tata niaga beras ke depannya akan semakin memberikan proteksi bagi petani dan pedagang. Petani tidak boleh rugi dan pedagang harus tetap mendapatkan keuntungan yang wajar,” tegas Mendag Enggar.
Ia mengatakan hal ini usai menggelar rapat dengan Ketua Satgas Pangan, Dirut Bulog, Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), serta perwakilan dari Kementerian Pertanian, di kantor Kementerian Perdagangan,Selasa (4/7).
Salah satu bentuk tata niaga yang dilaksanakan adalah kewajiban pengusaha beras mendaftarkan perusahaan dan gudang, serta melaporkan posisi stoknya. “Dengan penataan dan pendataan yang lengkap maka diharapkan asumsi konsumsi akan lebih akurat. Selain itu juga mencegah adanya daerah kekurangan stok beras akibat rantai distribusi yang belum tertata,” ujarnya.
Selama ini menurut Menteri Eggar lembaga mulai dari jajaran di Kemendag, Kementan, Satgas Pangan, Bulog, KPPU, dan pengusaha, serta berbagai pihak terkait lainnya telah bekerja optimal khusus dalam menjaga stok dan harga pangan selama Ramadan 2017.
Dan ke depan kerja sama ini akan semakin solid dan berkelanjutan. Kementan juga terus mengupayakan tidak akan lagi ada paceklik karena pemerintah akan memperbaiki sistem irigasi sehingga proses produksi petani akan meningkat.
Politisi Partai Nasdem ini mengakui masalah yang dihadapi di sektor perberasan adalah keuntungan di tingkat produsen (petani) yang relatif kecil dibandingkan di rantai distribusi, Di tempat lain sementara yang harus dibayar oleh konsumen cukup besar. Dengan tata niaga yang semakin baik, diharapkan distribusi keuntungan yang lebih adil dapat terwujud.
Ia pun mengajak para pemangku kepentingan untuk membangun sektor beras nasional agar lebih adil dan bermanfaat bagi semua pihak.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

DUMAI,PINews.com - Program Posyandu Sehati, bagian dari Gerakan Komunitas Sehati yang digagas oleh P
- Pupuk Booster Katrili Inovasi Pertanian PGE yang Sukses Raih Penghargaan Internasional
- Jamur Bertenaga Matahari Inisiasi Pertamina NRE, Tumbuh Subur Menyambut Idul Fitri
- Kilang Pertamina Internasional Segera Uji Coba Produksi Bioavtur Berbahan Minyak Jelantah
- Pertamina Fasilitasi Sertifikasi Halal dan HaKI untuk Genjot Daya Saing UMKM