Garuda Dorong GMF Aeroasia Lepas 20% Saham
Credit by: garuda

Jakarta, IPNews.com - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan mendorong salah satu anak usahanya, PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia untuk melepas sebagian sahamnya ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana (IPO). Jumlah saham yang akan dilepas ke publik diperkirakan mencapai 20%.

"Kami selaku pemegang saham memiliki aspirasi untuk melakukan berbagai upaya untuk memperkuat kapital anak usaha salah satunya dengan cara IPO," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo di Jakarta, Senin.

Menurut dia, dengan kuatnya modal GMF AeroAsia maka potensi pertumbuhan bisnisnya dapat lebih baik. GMF AeroAsia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemeliharaan dan perbaikan pesawat terpadu, termasuk layanan perbaikan mesin dan komponen pesawat.
 "GMF AeroAsia saat ini menjadi salah satu MRO (maintenance repair and overhaul) terbesar di wilayah Asia, khususnya Asia Tenggara," tuturnya.

Aksi korporasi itu diharapkan dapat terealisasi pada 2017 mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan baik. "Diharapkan IPO tahun ini, karena tahun ini dan tahun depan akan menjadi milestone yang terbaik buat ekonomi kita," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pertumbuhan nonorganik GMF AeroAsia dapat lebih cepat, salah satunya dengan melakukan joint venture atau mengakuisisi beberapa repair station di domestik, bahkan global.

"Dengan pelepasan saham sebesar 20 persen sudah cukup bagi GMF AeroAsia melakukan pertumbuhan nonorganik, kalau pertumbuhan organik kan hanya menunggu pertumbuhan Garuda Indonesia," paparnya.

Arif Wibowo juga mengatakan bahwa Garuda Indonesia Tbk akan menambah sebanyak sembilan pesawat terbang baru pada tahun 2017 ini. Penambahan armada itu tidak hanya mendukung kegiatan operasional perseroan, namun juga untuk anak usaha Citilink.

"Airbus 320 ada lima unit untuk melanjutkan pengembangan Citilink, diharapkan dapat mempercepat dominasi pasar domestik khususnya di segmen kelas menengah ke bawah. Ada juga Boeing 737 MAX satu unit, dan tiga pesawat jenis ATR," ujar dia.

Pada akhir tahun lalu, Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo dalam siaran persnya menyatakan optimistis dapat membukukan kinerja positif mengakhir tahun 2016. Menurut dia, optimistis kinerja positif itu dibuktikan dengan pencapaian revenue (pendapatan) yang hingga November 2016 sebesar US$337 juta atau 91,6% dari target yang dicanangkan. Bahkan, net profit margin sudah mencapai US$55,6 juta atau 120% dari target.

Sejalan dengan pencapaian kinerja GMF di tahun 2016, pemegang saham juga telah memutuskan target pencapaian pendapatan pada 2017 sebesar US$454 juta serta net profit sebesar US$69 juta.

Julian menambahkan bahwa kinerja positif di 2016 dan target kinerja 2017 menjadi landasan bagi GMF dalam mencapai visinya pada tahun 2020 untuk menjadi 10 besar perusahaan perawatan pesawat di dunia. Untuk menjawab tantangan 2017 yang sudah di depan mata, GMF memiliki rencana jangka menengah dan jangka panjang yang telah disesuaikan dengan kebutuhan internal sekaligus mengantisipasi kondisi eksternal. 

Selain itu, ketersediaan kapasitas menjadi perhatian GMF karena pertumbuhan pasar perawatan pesawat yang sangat cepat.  Namun dalam pengembangan fasilitas perawatan, GMF tentu mempertimbangkan rencana Garuda Indonesia sebagai induk usaha dan customer utama, serta pemegang saham mayoritas GMF. 

Salah satunya pengembangan kapasitas GMF di area Batam. Menurut Juliandra, pemilihan Batam sebagai lokasi pengembangan bisnis didasari oleh aksesibilitas Batam yang dekat dengan pusat penerbangan regional Asia yaitu Singapura serta faktor lain yang sangat mendukung. 

Ditunjuknya GMF sebagai Pusat Logistik Berikat oleh Dirjen Bea dan Cukai pada Oktober 2016 lalu dinilai juga menjadi peluang bagi GMF untuk bisa mengembangkan bisnisnya melalui pengembangan Pusat Logistik Berikat tersebut di Batam.

"Dengan kemitraan strategis dan dukungan optimal dari pemerintah selama ini, kami yakin pengembangan kapasitas perawatan pesawat baik di Batam, maupun kawasan timur Indonesia dapat dilaksanakan di tahun 2017," ujar Juliandra.


Editor: HAR