PSSI Kena Sanksi FIFA, Pemain Sepakbola Indonesia Tetap Bisa Main Di Luar Negeri
Credit by: Evan Dimas Darmono bisa jadi pemain berbakat Indonesia yang berpotensi mampu main di luar negeri (Ist)

Jakarta, PINews.com - Sanksi FIFA terhadap Indonesia telah meluncur per 30 Mei 2015. Tim Nasional Garuda segala usia dan juga klub-klub Indonesia dilarang untuk berkompetisi di turnamen naungan AFC dan FIFA. Sanksi ini tentu saja menghapus impian Indonesia untuk tampil di turnamen-turnamen besar dalam waktu dekat. Piala AFF U16 dan AFF U19 tidak akan diikuti oleh timnas Garuda Muda karena larangan tampil ini. begitupun timnas Senior, timnas Merah Putih harus memendam keinginan untuk tampil di Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019. Walaupun masih jauh, namun kualifikasi kedua turnamen itu sudah dimulai ketika FIFA menjatuhkan sanksi. Indonesia sudah seharusnya tanding melawan Taiwan pada tanggal 11 Juni 2015 kemarin dan Iraq pada tanggal 16 Juni 2015.

Kompetisi di Indonesia pun menjadi berhenti. Banyak klub yang membubarkan tim dan beberapa lagi hanya menjalani pertandingan persahabatan dan juga turnamen-turnamen amatir. Sebenarnya kompetisi tetap bisa berjalan walaupun Indonesia sedang disanksi. Namun perseteruan PSSI dengan Kemenpora dan juga BOPI yang membuat kompetisi tidak dapat digelar. Kemenpora dan BOPI hanya ingin kompetisi berjalan dibawah tim transisi yang dibentuk untuk menggantikan PSSI selama dibekukan, namun pihak klub masih setia terhadap PSSI dengan menolak ikut turnamen yang diadakan tim transisi. Sedangkan PSSI pun tidak dapat menggelar kompetisi sendiri karena tidak mendapat ijin dari BOPI. Hal ini yang membuat kompetisi di Indonesia vakum.

Hal ini membuat gelisah para pelaku sepakbola. Bagaimana tidak, dari 18 klub ISL dan beberapa puluh klub lainnya di Divisi Utama dan juga Liga Nusantara, hanya beberapa klub yang masih mempunyai kegiatan. Bali United masih melakukan berbagai pertandingan persahabatan dan ditargetkan menjalani puluhan pertandingan untuk tahun 2015. Begitupun dengan Pusamania Borneo FC dan Arema Crounos Indonesia yang masih menjalani pertandingan persahabatan. Sedangkan tim-tim lain masih vakum bahkan telah membuabarkan tim dan memutus kontrak pemain dan pelatihnya. Hal ini membuat banyak pemain yang ikut turnamen-turnamen kecil yang diadakan di daerah-daerah. Hal ini tentu membuat para pemain gelisah karena mereka merupakan pemain professional yang hanya mempunyai pekerjaan sebagai pemain sepakbola. Bisa dihitung jari pemain-pemain yang masih mempunyai profesi lain sebagai PNS, tentara atau polisi.

Ditengah kegelisahan para pemain, terdapat secerca harapan bagi pemain. Selain muncul wacana turnamen Piala Presiden yang akan digelar tim Transisi, PSSI pun memberi sinyal positif bagi pemain untuk dapat bermain diluar negeri. AFC telah memastikan bahwa pemain dari Negara yang disanksi oleh FIFA masih bisa bermain untuk klub di luar Negara tersebut. Hal ini merupakan angin segar bagi pemain Indonesia yang masih mencari klub setelah ketidakjelasan turnamen di Indonesia. Beberapa pemain memang sudah bermain di luar negeri sebelum Indonesia disanksi, sebut saja Irfan Bachdim di Consadole Sapporo, Andik Vermansyah di Selangor FA, Sergio van Dijk di Suphanburi serta Arthur Irawan di Waasland-Beveren.

 Sempat terdengar kabar bahwa dengan sanksi FIFA, pemain-pemain Indonesia dilarang untuk bermain di luar negeri. Namun menilik dari historis sanksi FIFA di dunia, pemain yang berasal dari Negara yang disanksi FIFA memang masih diperbolehkan bermain di klub luar negeranya walaupun ketika disanksi dia masih bermain di Negara tersebut, hanya klub dan timnas dari Negara tersebut yang dilarang berkompetisi di turnamen internasional dibawah naungan FIFA. PSSI mengatakan bahwa selama masih dalam jendela transfer Negara tujuan, pemain Indonesia berhak pindah klub ke Negara tersebut.

Dengan begitu, maka pemain-pemain Indonesia bisa memulai mencari klub luar negeri apabila ingin tetap bermain sepakbola dengan “benar” (jika takut dicap pro salah satu pihak). Beberapa pemain telah pindah keluar negeri setelah Indonesia disanksi. Dedi Gusmawan dan Greg Nwokolo telah memutuskan pindah ke klub luar negeri. Dedi mengikuti mantan pelatihnya Stefan Hansson untuk bergabung ke Myanmar bermain dengan klub Zeyashwemye FC. Sedangkan Greg memutuskan untuk menandatangani kontrak bersama klub raksasa Thailand, BEC Terro Sasana. Perpindahan tersebut tentu harus disambut dengan positif, selagi kompetisi di Indonesia tidak ada, maka bermain di luar negeri terlihat lebih menjanjikan dibanding bermain tarkam karena tarkam selalu dipandang buruk bagi pemain professional. Jadi sanksi FIFA membawa tantangan bagi para pemain untuk mencoba peruntungan di luar negeri, yang selama ini masih belum dipandang sebagai alternative karir bagi para pemain Indonesia.

Editor: RI