Pertamina EP Pastikan Keamanan Survei Seismik 3D Akasia Besar
Credit by: Pelaksanaan seismik 3D Akasia Besar juga didukung dan dijamin keamannya oleh TNI (Pertamina-eph)

Cirebon, PINews.com - Kemajuan teknologi di bidang migas mulai gencar diimplementasikan PT Pertamina EP dalam kegiatan eksplorasinya. Ini ditunjukkan dengan akan dilakukannya survei seismik 3 Dimensi (3D) Akasia Besar di 251 desa di Cirebon, Indramayu, dan Majalengka, Jawa Barat dalam waktu dekat.

Teknologi ini dijamin sangat berbeda dengan teknologi lawas yang biasa digunakan, karena dengan teknologi ini hanya menghasilkan getaran untuk menguji keberadaan ada atau tidaknya kandungan migas dalam suatu wilayah.

Humas Seismik 3D Akasia Besar, Salahudin Achmad mengungkapkan kemanan teknologi ini kepada masyarakat. Kami tidak menggunakan alat berat dalam membuat lubang bor seismik. Masyarakat yang lahannya digunakan untuk keperluan survei seismik tidak perlu resah atau khawatir," kata Salahudin Achmad di Cirebon (16/5).

Lebih lanjut Achmad menjelaskan bahwa Survei Seismik 3D akan menempatkan sumber getar. Kedalaman lubang bor maksimal 30 meter dengan diameter lubang 7 cm. Alat yang digunakan pun bisa dipikul manusia. Sementara pengeboran eksplorasi dan produksi migas bertujuan mengangkat migas ke atas permukaan bumi sehingga memerlukan alat berat. Bahkan menurutnya getarannya lebih kecil dibandingkan dengan getaran yang dihasilkan mobil truck.

Setelah dibor, di dasar lubang akan dimasukkan sumber getar berbahan daya gel yang bersifat low explosive. Sumber getar yang telah tertanam kemudian digetarkan sehingga menghasilkan gelombang seismik. Rekaman data gelombang seismik atau Recording itulah yang menjadi inti dari kegiatan Survei Seismik 3D.Saat ini tim Humas Pertamina EP mensosialisasikan Survei Seismik 3D Akasia Besar.

Sementara itu, sejauh ini sudah dilaksanakan sosialisasi di 25 desa dari total 251 desa yang akan mendapatkan pemahaman mengenai kegiatan seurvei ini.

Desa yang sudah mendapatkan sosialisasi diantaranya yang berada di wilayah Kecamatan Ligung (13 desa), dan Kecamatan Jati Tujuh (12 desa). “Kemudian akan dilanjutkan ke desa-desa di wilayah Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon. Desa-desa tersebut merupakan desa yang termasuk dalam Blok Akasia Besar. Di wilayah Kabupaten Indramayu berjumlah 208 desa, Kabupaten Cirebon 17 Desa, Kabupaten Majalengka 26 Desa” papar Achmad.

Selain memastikan bahwa kegiatan survei ini telah mengantongi izin dari Pemkab Majalengka, Indramayu, dan Cirebon, Achmad pun menjamin kompensasi yang akan diterima warga jika memang terjadi kerusakan di wilayah mereka meskipun kerusakannya kecil.

Editor: RI