
Jakarta, PINews.com - Anda tentu masih ingat dengan Edward Snowden, seorang mantan karyawan agen keamanan nasional pemerintah Amerika Serikat (NSA) yang kerap kali membocorkan operasi-operasi rahasia pemerintah AS, hingga akhirnya dia sendiri diburu pemerintah AS.
Snowden pernah membocorkan sebuah dokumen tentang asal usul lahirnya gerakan ISIS yang sekarang sangat meresahkan masyarakat dunia dengan kekejamannya. Menurut dokumen tersebut ISIS adalah produk asli hasil kerja sama Amerika dan sekutunya seperti Inggris dan Israel. Tujuannya tentu untuk melindungi sahabat terdekat mereka yakni negara Yahudi, Israel.
Dilansir dari Globalresearch, strategi AS dan sekutunya dikenal dengan sarang lebah adalah mengumpulkan semua ekstrimis dunia yang ditujukan untuk memastikan eksistensi Zionis dengan menciptakan slogan Agama dan Islam.
ISIS juga sengaja dibentuk untuk membuat keonaran, karena dengan keonaran dan kekacauan di timur tengah atau dekat dengan negara Yahudi, adalah cara terbaik untuk melindungi negara Yahudi dari musuh-musuhnya.
Saat pengakuan Snowden diungkapkan AS dan sekutunya langsung buru-buru membantahnya. Tapi kini sebuah pengakuan kembali muncul dan kali ini AS dijamin akan kesulitan untuk mengelak, pasalnya pengakuan tentang keterlibatan AS dan sekutu dalam lahirnya ISIS justru dilakukan oleh mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton.
Dalam bukunya berjudul Hard Choice, Hillary mengungkapkan bahwa ISIS dibentuk AS dan sekutunya semata-mata hanya untuk membuat Timur Tengah bergejolak.
Dilansir dari Elmihwar, Hillary menuliskan gerakan daulah islamiah dibentuk pada 5 Juni 2013. “Kami telah kunjungi 112 negara di dunia, dan bersama rekan-rekan sepakat membentuk Negara Islam (Islamic State)” tulisnya.
Hillary juga menyebutkan bahwa awalnya ISIS akan dibentuk di Mesir, tapi kondisi revolusi di Mesir bersama para tentaranya membuyarkan semua rencana. “ Namun tiba-tiba meletus revolusi Mesir pada 30 Juni - 7 Agustus. Itu membuat semua rencana berubah hanya dalam hitungan 72 jam” papar Hillary.
Barat juga mempertimbangkan kekuatan militer Mesir yang kuat dan di Mesir estrimisme masih jarang. Sehingga pilihan jatuh kepada Suriah atau Lybia di mana militernya belum begitu kuat.
Untuk diketahui pemimpin ISIS dan Abu Bakar Al-Baghdadi merupakan lulusan program pendidikan Mossad yang merupakan badan intelejen Israel. Dia pernah mengenyam pelatihan militer selama setahun dibawah kendali Mossad. Hal itu pun terungkap di dokumen rahasia yang dibocorkan Snowden.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

DUMAI,PINews.com - Program Posyandu Sehati, bagian dari Gerakan Komunitas Sehati yang digagas oleh P
- Pupuk Booster Katrili Inovasi Pertanian PGE yang Sukses Raih Penghargaan Internasional
- Jamur Bertenaga Matahari Inisiasi Pertamina NRE, Tumbuh Subur Menyambut Idul Fitri
- Kilang Pertamina Internasional Segera Uji Coba Produksi Bioavtur Berbahan Minyak Jelantah
- Pertamina Fasilitasi Sertifikasi Halal dan HaKI untuk Genjot Daya Saing UMKM