Sejahtera Dengan Pengolahan Kreatif Keanegaragaman Hayati
Credit by: Ambarwati Esti saat menerima penghargaan (Ist)

Tangerang Selatan, PINews.com - Ambarwati Esti seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di Bintaro, Tangerang Selatan. Mengolah beragam umbi dan aneka kue jajanan merupakan kegiatannya, didasari dengan keinginannya menyajikan jajanan yang sehat untuk anak-anak dan memperkenalkan keanekaragaman hayati Indonesia.

Kreatifitas mengolah makanan tersebut membawanya menang pada ajang Kehati Awards VIII tahun 2015.

"Saya berusaha bagaimana agar umbi-umbian itu tidak digodog, digoreng, atau dikukus. Bagaimana caranya agar anak-anak itu mau makan," ungkap Ambar. Ambar akhirnya berhasil mengembangkan ragam jajanan dengan basis tepung umbi-umbian khas Indonesia, non-terigu. Kini, ia memiliki unit usaha CV Arum Ayu, mengubah umbi menjadi keuntungan.

Selain mengembangkan usahanya, Ambar juga mengajarkan yang digelutinya itu kepada ibu rumah tangga yang lainnya. Kinu sudah banyak yang dilatihnya, dan unit-unit usaha lainnya tumbuh. Kratifitasnya ini mampu menyejahterahkan keluarga lainnya.

Tidak hanya ambar, Achmad pun mengembangkan singkong dengan dua tujuan, yakni memanfaatkan lahan marjinal dan menaikan status derajat singkong dari pangan murah menjadi pangan yang berharga.

Achmad yang seorang profesor di Universitas Jember mengembangkan Modified Cassava Flour (Mocaf), tepung singkong yang tak berasa singkong. Teknologi Mocaf dilepas sehingga siapa pun bisa mengembangkan. "Ini bisa bermasalah, tetapi yang penting ada kesadaran dari masyarakat bahwa singkong itu bisa diolah jadi bermacam-macam," ungkap Achmad.

Ambar mengatakan, kreativitas pengolahan penting. Selain bisa memberikan nilai tambah, kreativitas pengolahan dapat memicu minat anak-anak dan generasi muda untuk menyantap pangan lokal.

Achmad pun menambahkan bahwa, pengenalan keragaman pangan lokal penting. Bila tidak digunakan, pangan lokal juga akan musnah. Konsumsi pangan yang seragam berkaitan dengan penyakit.

Editor: RI