Credit by: Kaldera Gunung Tambora merupakan kaldera gunung api terbesar di dunia dengan diameter 7 km dan kedalaman 1 km (Ist)

Jakarta, PINews.com - Indonesia memiliki puluhan gunung api aktif, satu saja meletus bisa menjadi bencana yang sangat serius bahkan bisa pengaruhi lingkungan dunia. Sedangkan dunia memiliki ratusan gunung api yang berada di permukaan, jika digabung dengan yang ada di bawah laut maka jumlahnya bisa menjadi ribuan. Pernahkah anda membayangkan apa yang akan terjadi apabila ribuan gunung api yang ada di dunia meletus secara bersamaan?

Ahli geologi dari Radrofd University Parv Sethi,mengungkapkan sebuah penelitian dan perkiraan tentang apa yang terjadi jika gunung api di bumi meletus secara bersamaan yakni akan terjadi kondisi dimana Planet akan gelap gulita karena abu vilkanik  akan terus bertahan di atmosfer hingga 10 tahun, fotosintesis tidak terjadi, hasil panen akan hancur, dan suhu bumi akan menurun drastis

Manusia diperkirakan akan sulit bertahan dengan kondisi bumi setelah letusan dahsyat, butuh evolusi bagi manusia untuk beradaptasi, pasalnya jika benar gunung api di bumi memetus bersamaan maka rantai makanan di bumi pun juga menjadi kacau.

Dua hal yang paling berbahaya dari letusan gunung berapi adalah abu serta gas vulkanik yang ditimbulkan. Ia menjelaskan ada beberapa hal yang mungkin terjadi jika saja seluruh gunung api meletus secara bersamaan.

“Planet akan gelap gulita, fotosintesis tidak terjadi, hasil panen akan hancur, dan suhu bumi akan menurun drastis,” ujarnya seperti yang dilansir PINews.com dari National Geographic Indonesia.

Hujan asam yang ditimbulkan akibat ledakan gunung api akan menyebabkan tumbuhan mati. Hujan asam juga akan mencemari air tanah dan permukaan laut. Air laut akan menjadi lebih asam sehingga membunuh karang juga makhluk laut bercangkang keras. 

Dengan berbagai akibat tersebut maka rantai makanan menjadi terpengaruh dengan musnahnya ikan serta kehidupan laut lainnya. Peneliti menyebut kepunahan masal akibat pengasaman laut sebagai basal banjir. “Banjir basalt dan kepunahan saling berkaitan,” ujar Paul Renne dari Berkeley Geochronology Center di California.

Editor: RI