
Jakarta, PINews.com - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan sekolah harus mampu menjadi sarana aktualisasi diri para remaja dalam kurikulum pendidikan sehingga energi yang tersimpan dapat berkembang ke arah positif.
"Kurikulum harus diubah ke arah yang lebih mengajak para pelajar untuk berpartisipasi, dengan begitu angka kenakalan remaja dapat ditekan. Kurikulum kita saat ini sudah tidak aman dan ramah bagi anak-anak," katanya di Jakarta, Jumat (21/11).
Menurut dia, segala sesuatu yang dimiliki oleh remaja senantiasa harus disalurkan dan diarahkan. "Energi dan kreativitas remaja harus difasilitasi, kebutuhan biologisnya pun harus diarahkan," jelas Arist.
Ia menambahkan kurikulum sekarang hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual sedangkan kecerdasan emosional dan spiritual kurang diperhatikan.
"Dua kecerdasan itu (emosional dan spiritual) akan hilang karena remaja hanya mengejar target sukses ujian nasional," katanya.
Menurut Arist, hal ini juga menjadi tantangan dari tugas menteri pendidikan yang baru. "Butuh kurikulum yang lebih ramah untuk anak-anak," katanya.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

DUMAI,PINews.com - Program Posyandu Sehati, bagian dari Gerakan Komunitas Sehati yang digagas oleh P
- Pupuk Booster Katrili Inovasi Pertanian PGE yang Sukses Raih Penghargaan Internasional
- Jamur Bertenaga Matahari Inisiasi Pertamina NRE, Tumbuh Subur Menyambut Idul Fitri
- Kilang Pertamina Internasional Segera Uji Coba Produksi Bioavtur Berbahan Minyak Jelantah
- Pertamina Fasilitasi Sertifikasi Halal dan HaKI untuk Genjot Daya Saing UMKM