Financial Closure PLTU Batang Diperpanjang Satu Tahun
Credit by: ILustrasi Generato PLTU (Antara)

Jakarta, PINews.com - PT Bhimasena Power Indonesia (“BPI”) bisa bernafas laga setelah  Financial closure proyek PLTU Batang diperpanjang sampai Oktober 2015 menyusul ditantandatanganinya amandemen Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (“PLN”) pada 31 Oktober lalu.

BPI  merupakan perusahaan joint venture yang didirikan oleh tiga perusahaan konsorsium yang terdiri dari Electric Power Development Co., Ltd. (J-Power), PT Adaro Power dan ITOCHU Corporation. Adaro power, anak perusahaan PT Adaro Energi, memiliki 34 % saham.

BPI tak kunjung bisa menyelesaikan financial closure proyek Pembangkit Listrik Ternaga Uap 2x 1000 MW itu karena pembebasan lahan  baru mencapai 87% dari total lahan yang dibutuhkan sebagai syarat memperoleh Financial Closure.  Lahan ini menjadi hambatan serius penyelesaian proyek meski  Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan izin-izin lainnya sudah diperoleh. Sempat berkembang wacana lokasi dialihkan ke tempat  lain. Sumber PINews di PLN menyebutkan, jika PLTU Batang tak kunjung dirampunglan, Proyek akan dialihkan ke Muara Tawar dengan memperbesar kapasitas  PLTU yang sekarang ada.

BPI berharap UU No. 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum diharapkan segera diberlakukan oleh Pemerintah dan dilaksanakan oleh PLN. Diharapkan dengan diberlakukannya UU tersebut penyelesaian pembiayaan proyek tersebut mungkin dapat dilaksanakan sebelum 6 Oktober 2015.

Presiden Direktur BPI, Mohammad Effendi, menyebutkan  kesepakatan  amandemen PJBL dengan PLN merefleksikan komitmen yang kuat dari seluruh pihak terkait untuk terus melanjutkan proyek PLTU Batang.  “Pembangunan ini merupakan komitmen BPI untuk berkontribusi bagi pembangunan di wilayah Batang dan Indonesia secara keseluruhan.” ujar Mohammad Efendi.

Ia menegaskan  proyek PLTU Batang ini mengunakan teknologi paling terkini dan tidak akan memberikan dampak buruk bagi Batang, bahkan akan memberikan manfaat yang signifikan untuk masyarakat lokal serta mencegah terjadinya krisis listrik di Jawa dan Bali.

Hal senada disampaikan Presiden Direktur Adari Energi (Tbk), Garibaldi Thohir. Ia mengatakan Proyek PLTU Batang  merupakan bagian dari visi Perseroan  untuk menjadi perusahaan tambang dan energi Indonesia yang terkemuka dan menciptakan nilai maksimum yang berkelanjutan dari batubara Indonesia. “Kami berada di jalur yang tepat untuk mengembangkan divisi ketenagalistrikan untuk mendukung upaya pengembangan masyarakat dan pembangunan nasional,” ujar Garibaldi Thohir.

Ia meyakini  PLTU Batang merupakan pembangkit listrik mandiri dengan kapasitas terbesar di Indonesia dan merupakan proyek strategis guna memenuhi kebutuhan listrik yang terus bertambah di Pulau Jawa dan Bali pada tahun 2019

PLTU Batang mengunakan teknologi terkini dengan menawarkan peningkatan efisiensi yang melebihi rancangan boiler biasa dan mengurangi dampak lingkungan dari seleruh emisi, terutama karbon dioksida. Adaro Indonesia akan memasok sebagian besar kebutuhan batubara, dengan penggunaan Envirocoal yang memiliki tingkat pencemaran yang rendah sehingga menambah kinerja lingkungan yang lebih istimewa.

Teknologi yang akan diaplikasikan pada PLTU Batang ini mengggunakan baja modern yang memungkinkan penggunaan boiler besar dengan karakteristik ultra-supercritical (USC) technology untuk membakar batubara dengan nilai kalori rendah sebagai bahan bakarnya. PLTU Batang akan menjadi model teknologi pembangkit listrik yang sangat efisien dan lebih ramah lingkungan. 

Editor: RI