
Jakarta, PINews.com - Setelah Pilpres usai eskalasi politik indonesia menjadi sangat panas, terlebih dengan adanya isu miring mengenai penggulingan yang akan dilakukan kubu yang kalah Pilpres kepada presiden terpilih. Namun akhirnya kedamaian berhembus sesaat sebelum pelantikan presiden dengan pertemua antara Joko Widodo dan Prabowo.
Joko Widodo pun mengucapkan sumpah jabatan bersama Jusuf Kalla sebagai wakilnya yang akan bertugas memimpin bangsa lima tahun kedepan. Masyarakatpun akhirnya melihat secercah harapan akan kemajuan Indonesia dengan mulai “Ademnya” kondisi politik, sehingga roda pemerintahan diharapkan berjalan baik.
Akan tetapi, ketenangan itu hanya berlangsung sesaat, pasalnya ada segelintir orang yang sepertinya telah mengabaikan amanat yang dipikul mereka didalam gedung parlemen. Layaknya manusia yang tidak pernah terdidik, oknum anggota DPR yang mengaku mengemban amanat rakyat itu justru mencabik amanat yang diberikan kepada mereka dengan adanya perselisihan diantara anggota dewan, bahkan mereka mempertontonkan tindakan yang sama sekali tidak menggambarkan perilaku seorang manusia berpendidikan tinggi dan bukan seperti seorang anggota parlemen dengan membanting mambalikkan meja, berteriak-teriak, bahkan melakukan tindakan yang mengancam keberlangsungan negara dengan berniat membentuk pimpinan DPR tandingan.
Ini benar-benar diluar harapan masyarakat akan wakilnya di parleman. Layaknya seperti dagelan panggung sandiwara, masyarakat diplot sebagai penonton yang menyaksikan rangkaian cerita konyol para anggota dewan yang lebih memanfaatkan jabatan mereka untuk kepentingan golongan, berteriak untuk golongan ketimbang untuk kesejahteraan rakyat.
Mereka justru kalah start dibandingkan menteri-menteri Jokowi – JK yang sudah menyalip mereka dengan terjun langsung ke masyarakat, sebut saja Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti atau Menteri Perhubungan Iganasius Jonan dan para menteri lainnya yang sudah tancap gas terlebih dahulu.
Berbagai pihak menyerukan agar para anggota dewan mengalah terhadap ego masing-masing, demi keberlangsungan Indonesia. Para pemimpin koalisi yang terlibatpun diminta turun tangan yakni Prabowo Subianto dari Koalisi Merah Putih dan Megawati Soekarno Putri dari Koalisi Indonesia Hebat.
Rakyat hanya saat ini sedang menunggu, apa benar para wakilnya sepicik apa yang mereka pertontonkan dengan mementingkan kepentingan kelompok keteimbang kepentingan rakyat?, jika memang seperti itu, maka dipastikan rakyat pun tidak akan tinggal diam. Mereka pasti menuntut kepada para wakil mereka untuk mempertanggung jawabkan amanat kepada mereka. Bukan tidak mungkin kekacauan di parlemen akan menjalar ke rakyat, pemerintah sendiri dipastikan tidak akan bekerja maksimal jika parlemen seperti ini.
Tentu banyak yang berharap jangan sampai permasalahan ini membuat jalan terakhir diambil yakni, rakyat yang sebelumnya diplot sebagai penonton akan bergerak dengan sendirinya menentukan nasib tanah airnya, tanah air Indonesia.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

JAKARTA,PINews.com - PT Pertamina Gas (Pertagas) terus memperkuat kolaborasi dalam rangka mend
- Kisah Perjalanan Wastoyo Dari Pemburu Jadi Pelestari Hutan Dapat Menjadi Inspirasi Untuk Terus Menjaga Bumi!
- Gara-gara PLTS PNRE, Budidaya Tanaman Hidroponik Makin Efisien
- Pupuk Booster Katrili Inovasi Pertanian PGE yang Sukses Raih Penghargaan Internasional
- Jamur Bertenaga Matahari Inisiasi Pertamina NRE, Tumbuh Subur Menyambut Idul Fitri