Kolaborasi Tingkatkan Literasi Potensi Gempa

Penulis: Indra - Waktu: Kamis, 25 November 2021 - 10:50 AM
Credit by: Ilustrasi gempa (Foto/Ist)QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ

JAKARTA,PINews.com -  Literasi tentang gempa bumi dinilai harus ditingkatkan. Apalagi sebagai sebuah bangsa besar, sudah saatnya Indonesia memberikan sistem peringatan gempa bumi.

Hal ini diungkapkan Irwan Milano, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam diskusi panel bertajuk “Active Fault Earthquake Study and Mitigation” dalam ajang Joint Convention Bandung (JCB) 2021 yang digelar secara bervirtual, Rabu (24/11).

Menurut Irwan, dalam konteks bencana di Indonesia, gempa bumi adalah bencana yang menghabiskan APBN sangat besar. Untuk itu, harus ada upaya untuk mengurangi kerugian ekonomi akibat bencana.

“Kita mempunyai peluang untuk itu. Gempa Palu research-nya cukup banyak, ada sumber gempa di sekitar Palu. Tapi kita tidak pernah mention kalau berpotensi tsunami, baru diketahui setelah itu terjadi. Ini scientific challenge,” kata Irwan.  

Dia berharap Indonesia memiliki risk model yang cukup baik. Untuk itu harus ada upaya bersama para periset bekerja sama untuk mendetailkan sumber gempa dan risikonya. Peran asosiasi sangat penting.

Menurut Irwan, pertanyaan yang muncul apakah sebelum kejadian 2018, warga Palu pernah mendengar daerahnya berpotensi gempa? Apakah pernah tahu ada potensi likuifaksi.

Ternyata sebanyak 95% tidak tahu ada likuifaksi, 80% tidak tahu potensi tsunami. Sebanyak 70% tidak tahu potensi gempa. Hanya 29% yang tahu mengenai gempa karena pengalaman sebelumnya. “Ini menunjukkan pentingnya kolaborasi untuk meningkatkan literasi potensi gempa,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, mengatakan yang harus dipahami adalah sesar aktif dan gempa. Sesar aktif adalah sesar yang telah berulang kali memicu gempa pada masa lalu dan yang riwayatnya menunjukkan kemungkinan aktif kembali. Sesar aktif tergolong sumber gempa kerak dangkal yang dapat dikenali penampakannya melalui bentuk jalan, baik dalam skala besar maupun kecil.

Tingkat risiko gempa akibat sesar aktif tergantung kepada interval pengulangan gempa kompleksitas sesar dan perkembangan wilayah di daerah tersebut.

“Indonesia memiliki 200-an sesar aktif. BMKG sangat concern terkait sesar aktif ini. Kami memasang sejumlah seismograf di sejumlah daerah.  Ini sangat bermanfaat untuk mendetailkan sumber gempa,” katanya.

Menurut Daryono, BMKG berupaya mengidentifikasi jalur sesar aktif. Ada temuan di utara Makasar, yang sebelumnya belum pernah ada sesar aktif. Inilah pentingnya upaya mitigasi dengan membangun bangunan tahan gempa. Penting membuat zona penyangga sesar. dan perlu mewaspadai gempa kecil yang merusak, gempa yang kekuatannya di bawah 5 SR banyak menimbulkan kerusakan.

“Perlu membangun sistem peringatan dini gempa. Penting juga menggali sejarah gempa sesar aktif. Penting membuat skenario model guncangan gempa untuk acuan mitigasi dan melakukan audit bangunan di zona sesar aktif,” kata dia.

Supartoyo, Koordinator Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG Badan Geologi, menambahkan Badan geologi mencatat 21 kejadian gempa bumi merusak. Untuk kejadian gempa bumi yang kurang dari lima kemungkinan berasosiasi dengan sesar aktif sehingga bisa merusak.

Untuk itu diperlukan data sebaran sesar aktif detil guna mendukung upaya mitigasi dan revisi RT/RW dan RDTR. Badan geologi sebagai wali data sesar aktif harus menyediakan data tersebut. “Pemerintah juga harus mengusulkan kembali peraturan terkait zona bahaya sesar aktif, dan bahaya gempa bumi lainnya,” katanya.

JCB 2021 digelar oleh empat asosiasi profesi di lingkungan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI) dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) pada Selasa-Kamis, 23-25 November 2021. JCB 2021 akan mengusung tema “Aliansi Strategis Dalam Rangka Percepatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Mitigasi Kebencanaan untuk Ketahanan Nasional.”

President IAGI Muhammad Burhannudinnur, sebelumnya mengatakan aliansi strategis menjadi langkah penting dalam mencapai tujuan dan memberikan solusi terpadu dalam bidang energi, minerba, kebencanaan, serta bidang infrastruktur di Indonesia.

“IAGI bertujuan untuk pengembangan ilmu dan teknologi kebumian untuk kesejahteraan rakyat. Hal tersebut terkait dengan optimalisai pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya geologi,” katanya. 

 

Editor: Alam