Malam Pertama Cap Go Meh, Pulau Kemaro Dipadati Warga Keturunan Tiongkok

Penulis: iw - Waktu: Kamis, 9 Februari 2017 - 00:00 AM
Credit by: ilustrasi

Palembang, PINews.com – Warga keturunan Tiongkok dari berbagai daerah di Indonesia, mulai malam ini, Rabu (8/2) berbondong- bondong mendatangi Pulau Kemaro yang terletak tak jauh dari Pabrik Pusri Palembang.Kedatangan mereka di malam pertama Cap Go Meh (setelah 15 hari perayaan hari raya Imlek), guna melaksanakan ritual ibadah.

Konon, perayaan Cap Go Meh yang dilakukan merupakan tradisi turun menurun dari nenek moyang mereka sejak tahun 1957. Diperkirakan  pagi besok hingga hari H-nya, minggu hingga sore jumlah pengunjung warga keturunan di Tiongkok di Pulau Kemaro akan bertambah.

Meski pun sejak pukul 21.30 WIB Kota Palembang diguyur hujan sangat lebat, namun tak mengurungkan niat mereka untuk mendatangi Pulau Kemaro, pantauan PINews malam ini, pukul 18.30 WIB, Jalan Sei –Selayur, salah satu jalan penghubung terlihat kian macet, kemacetan hingga mencapai 5 km. Kendaraan  mulai  kian merayap untuk menuju lokasi.

Mereka pun mulai memasuki pulau dengan menggunakan jembatan penyeberangan terbuat  dari beberapa kapal Tongkang yang disusun dan diatapi tenda besi menuju Pulau Kemaro yang jaraknya dari dermaga dekat Pabrik Pusri sekitar 50 meter. Pada umumnya mereka di Pulau Kemaro akan melaksanakan ibadah di Klenteng Hok Ceng Bio.

Aling, salah satu pengunjung asal Bangka Belitung yang hendak menuju Pulau Kemaro mengatakan, sengaja datang di malam pertama untuk ibadah karena masih belum ramai, jika esok hari hingga minggu kondisi jalan menuju Pulau pasti sangat ramai.

 “Terlebih muda-mudi datang untuk berfoto dan mendatangi pohon cinta menjadi legenda pulau pada Minggu, pasti suasannya sangat padat,”tuturnya. 

Menurutnya malam Cap Go Meh sebenarnya adalah malam mencari jodoh berdasarkan legenda yang ada di tanah Tiongkok, Bahkan panitia telah mempersiapkan beberapa acara hiburan untuk muda-mudi yang dating, seperti wayang orang bercerita tentang perjalanan cinta Siti Fatimah dan Tan Bun An.

Selain itu, kata dia mereka akan ritual sembayang. Mulai dari membakar garu, menyalahkan lilin hingga membakar kertas sembayang yang lokasinya sudah diatur pihak panitia. Bahkan tersedia stan-stan bagi pengunjung. Seperti 50 stan menjual makanan, 30 stan promosi produk, 32 stan khusus menjual perlengkapan sembayang dan 100 stan yang menjual aksesoris.

Biasanya juga, pada malam minggu,  Gubernur Sumsel dan Walikota Palembang beserta unsur muspida akan memantau dan membuka perayaan Cap Go Meh melalui jalan Sungai Musi, menggunakan kapal dari dermaga yang terletak di Banteng Kuto Besak (BKB).

 

 

Editor: irwan wahyudi