QNB League Berhenti, Mampukah Tim Transisi Melanjutkannya?

Penulis: Kontributor PIN-Oghie - Waktu: Minggu, 3 Mei 2015 - 07:24 AM
Credit by: logo QNB League

Jakarta, PINews.com - QNB League masih berhenti. Setelah  PSSI dibekukan oleh Kemepora, liga tertinggi di Indonesia ini belum menunjukkan kapan akan dimulai. Ketika liga akan dimulai setelah Kongres PSSI selesai, Kemenpora melarang Kepolisian memberikan izin karena PSSI sedang dibekukan. Kemenpora kemudian menginginkan liga tetap dikelola oleh PT Liga Indonesia namun dibawah tim transisi yang akan dibentuk oleh Kementerian dibawah komando Imam Nachrowi ini. Imam Nachrowi pun mengisyaratkan Arema dan Persebaya diizinkan mengikuti QNB League.

Tentu ini bertolak belakang dengan alasan pertama Kemenpora membekukan PSSI. Kemenpora saat itu membekukan PSSI karena tidak mematuhi rekomendasi BOPI. Rekomendasi badan yang dilandasi UU SKN ini berisikan Arema dan Persebaya tidak dapat mengikuti ISL (sebelum mendapatkan sponsor Liga) karena masalah legalitas. Namun PSSI tetap pada keputusannya untuk tetap menggulirkan liga dengan 18 tim termasuk Arema dan Persebaya. Dan sekarang Kemenpora telah meminta QNB League berjalan mulai bulan Mei 2015 dengan 18 tim namun klub resisten karena merasa bermain dibawah tim transisi yang kemungkinan tidak diakui FIFA ini akan menimbulkan masalah bagi mereka kelak.

Liga yang berhenti ini tentu akan membuat tim-tim dan juga pelaku di lapangan ini merugi. Bagaimana pun nanti cara Kemenpora dan PSSI bernegosiasi, sudah seharusnya Liga harus tetap berjalan. Tanpa kompetisi, Indonesia tidak akan mempunyai wakil di kompetisi Asia pada tahun 2016. Tentu ini sangat merugikan bagi Indonesia. Sudah beberapa tahun ini tim-tim liga professional mengharumkan nama Indonesia di ajang AFC Cup dengan selalu masuk ke delapan besar, bahkan Persipura berhasil masuk ke semifinal AFC Cup tahun 2014. Di tahun ini pun Persipura dan Persib sedang berjuang mengharumkan nama Indonesia dengan melaju ke babak 16 besar AFC Cup.

Namun jika liga tetap dijalankan dengan format yang sama, liga akan molor hingga tahun depan. Molornya liga hingga tahun depan tentu akan mengganggu persiapan liga tahun berikutnya. Liga Indonesia yang seharusnya mulai di bulan Februari harus mundur hingga April dan kemudian kembali berhenti saat liga baru mulai memasuki minggu ketiga. Secara rata-rata, satu tim QNB League masih harus bermain 32 pertandingan lagi. Jika dihitung kalender, maka dibutuhkan minimal 32 minggu dan jika dimaksimalkan butuh 16 minggu untuk menyelesaikan QNB League 2015. 16 minggu berarti 4 bulan yang bila dimulai awal bulan Mei ini, maka liga akan selesai Agustus.

Namun menyelesaikan Liga di bulan Agustus dirasa sulit karena tidak mungkin secara simultan satu tim bertanding terus di pertengahan minggu dan akhir minggu selama 4 bulan berturut-turut. Liga pun pasti harus berhenti untuk kalender FIFA, kegiatan politik di daerah, SEA Games serta harus berhenti untuk bulan Ramadhan. Untuk kalender FIFA, Liga harus berhenti kurang lebih 1 bulan untuk kualifikasi Piala Dunia dan pertandingan persahabatan. Untuk kegiatan politik di daerah liga harus berhenti minimal 2 minggu. Untuk SEA Games berhenti 2-3minggu. Dan untuk Ramadhan, liga harus berhenti paling tidak 2 minggu. Secara matematis, liga harus berhenti selama dua hingga tiga bulan.

Ada beberapa cara agar Indonesia tetap menjalankan liga tepat waktu sebelum tahun 2015 berakhir atau minimal memiliki wakil di kompetisi Asia tahun depan. Yang pertama adalah liga dilanjutkan seperti semula. Dengan format yang sekarang, paling realistis liga akan selesai pada awal tahun depan. Dengan percepatan liga seperti dimainkannya liga di pertengahan minggu, kompetisi Piala Indonesia dibatalkan juga tidak memenuhi kalender FIFA khusus pertandingan persahabatan, QNB League bisa saja selesai tidak terlalu lama. Tentu banyak resiko bila tetap dijalankan, para pemain akan sangat lelah dan timnas pun akan dikorbankan.

Kedua adalah perubahan format. Perubahan format dari satu wilayah menjadi dua wilayah diucapkan oleh pelatih Persija Rahmad Darmawan. Perubahan format ini tentu dengan tujuan percepatan waktu dan mengurangi kerugian yang telah dialami tim karena penundaan dan pembatalan pertandingan. Dengan dibagi menjadi dua wilayah, QNB League akan dimulai lagi dari nol dan satu tim akan menjalani liga lebih sedikit, yaitu hanya akan menjalani minimal 16 pertandingan hingga akhir musim. Dengan sedikitnya pertandingan, liga dipastikan akan lebih cepat selesai bila dibandingkan dengan tetap pada format satu wilayah.

Perubahan format bukan hanya pada dibaginya wilayah, QNB League juga dapat tetap dilanjutkan dengan satu wilayah, namun liga dijalankan hanya setengahnya, jadi tidak dengan format home-away. Namun hanya setengah round-robin. Masing-masing tim akan sekali bertemu dan kompetisi selesai bila tiap tim telah menyelesaikan 17 pertandingan. Liga akan cepat selesai namun tim-tim akan merasa tidak puas karena merasa dicurangi karena harus bermain lawan rivalnya dikandang lawan.

Terakhir adalah Liga ditiadakan. Peniadakan liga karena tidak kunjung selesainya permasalahan kemenpora dan PSSI bisa saja terjadi. Namun untuk menyiasati agar Indonesia masih memiliki wakil di kompetisi Asia, maka Piala Indonesia bisa saja menjadi kompetisi alternatif. Dengan diadakannya Piala Indonesia, Indonesia akan tetap mempunyai wakil di kompetisi Asia. Namun tentu saja ini berakibat pada tidak adanya degradasi di QNB League. Divisi Utama mungkin tetap dijalankan dan akan ada tim yang promosi, tapi tidak akan ada yang terdegradasi dari QNB League.   

Apapun cara agar QNB League selesai tepat waktu, itu tidak akan ada artinya apabila kekisruhan masih terjadi di elite olahraga Indonesia. Harus ada ketegasan dan keikhlasan dari para pihak yang berseteru, karena demi sepakbola yang lebih baik, yang dibutuhkan bukan kekerasan kepala, namun hati dan pikiran yang harus dipertemukan. Masyarakat sudah lelah dengan kisruh politik di negeri ini, dan ketika mereka mencari hiburan lewat sepakbola, mereka menginginkan permainan di lapangan, bukan keributan diluar lapangan. 

Editor: RI