Sinergi Pemerintah dan BTN Jadi Kunci Masyarakat Merajut Mimpi Miliki Rumah Sendiri

Penulis: Rio - Waktu: Jumat, 27 Februari 2015 - 08:16 AM
Credit by: Edi Sugiono bersama rumahnya di daerah Bekasi (PINews)

Jakarta, PINews.com - Adzan subuh nyaring tanpa ampun membangunkan ku setiap pagi. Dengan segera bersiap-siap shalat subuh setelah sebelumnya membasuh seluruh badan dengan air yang masih tercampur hawa dingin malam.

Biar dingin tapi justru itulah yang bisa dijadikan senjata ampuh untuk membuat mata dan badan siap untuk mengarungi jalanan kota Jakarta yang selalu diibaratkan layaknya medan pertempuran antar kendaraan bermotor.

Panas matahari dan panas suhu kendaraan menjadi kolaborasi ciamik yang membuat sekujur tubuh mengeluarkan cairan alami berupa keringat saat kemacetan melanda.

Belum lagi emosi yang sering kali tak terbendung manakala salip menyalip antar kendaraan terjadi. Padahal kondisi sendag macet tapi tradisi salip menyalip, terutama bagi para pesepeda motor adalah hal lumrah di Jakarta.

Kondisi dijalanan Jakarta itu juga yang membuat performa saat tiba di kantor terkadang menjadi amburadul karena semua energi tercurahkan di jalanan.

Tapi itu semua tidak membuat pribadi yang satu ini patah arah. Melainkan terus berusaha memperbaiki diri untuk menjaga eksistensi di dunia kerja demi mencapai mimpi dan cita-cita.

Edi Sugiono pemuda berusia 24 tahun tidak sungkan melakukan seluruh rutinitas seperti yang dipaparkan di atas, karena keyakinan dia akan mimpi menuju kesejahteraan adalah No. 1 dan tidak bisa diganggu gugat .

Kesejaheraan yang diinginkan Edi adalah memiliki tempat berlindung alias rumah yang layak untuk dihuni sendiri. “Dari kecil saya sudah bermimpi untuk punya rumah sendiri, bukan pemberian, tapi hasil keringat sendiri” cerita Edi saat ditemui tim PINews.com.

Kini seluruh peluh Edi dapat terbayar tuntas. Usahanya untuk terus berada dijalur ketekunan dalam bekerja membuahkan hasil sekitar 1 tahun lalu, saat Edi melangkah masuk ke sebuah cabang bank berplat merah di wilayah Bekasi untuk membubuhkan sebuah tanda tangan dan kesepakatan yang terpenting dalam hidupnya.

Edi berhasil mewujudkan mimpinya untuk memiliki hunian yang layak atas hasil usahanya sendiri. Ia beranikan diri untuk mengajukan kepemilikan rumah setelah mendapatkan info dari rekannya untuk kredit rumah.

“Mungkin memang jalannya, seperti ini, saya pun ga nyangka bisa secepat ini punya rumah” papar Edi. Saat itu memang sempat ragu-ragu, kata Edi melanjutkan, ketika mendapatkan info dari rekan tentang adanya penjualan rumah bersubsidi dari pemerintah.

“Saat itu saya ragu apa iya ada bank dengan entengnya memberikan kredit murah untuk kita-kita orang pas-pasan begini” kenang Edi sambil tertawa. Keraguannya diiringi keingintahuan untuk menggali lebih dalam informasi tentang Bank Tabungan Negara (BTN) dengan berbagai program kredit rumahnya.

Tidak sia-sia, informasi banyak didapat akhirnya membuat Edi yakin untuk mengajukan kredit rumah. “Saya yakin karena BTN sudah lama menjadi mitra orang-orang seperti saya untuk merajut mimpi memiliki rumah sendiri” ujarnya.

Sebagai perusahaan berplat merah, BTN sudah bertahun-tahun jadi mitra masyarakat dan pemerintah dalam urusan perumahan rakyat. Terlebih ditengah kebutuhan rumah yang semakin meningkat seperti sekarang ini, peran sentral BTN makin terasa penting.

Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sendiri secara khusus mencanangkan program sejuta rumah untuk rakyat, dengan rumah bersubsidi, dan BTN pun lagi-lagi menjadi mitra pemerintah untuk menjalankan program tersebut.

Data BPS 2014 menyebutkan Indonesia masih memiliki tingkat kesenjangan yang tinggi antara kebutuhan dan ketersediaan hunian layak (backlog). Tidak tanggung-tanggung angkanya mencapai 15 juta unit. Ini diperkirakan akan terus berkembang, dan jika tidak diatasi angkanya akan mencapai 30 juta unit dalam kurun waktu 20 tahun kedepan.

Kisah Edi adalah salah satu contoh cerita sukses dari program perumahan rakyat. Bagaimana seseorang berpenghasilan tidak terlalu besar masih bisa mendapatkan haknya untuk memiliki rumah layak huni.

Namun sukses bukan berarti tanpa rintangan, karena jika tak ada rintangan mungkin backlog yang ada angkanya tidak akan besar seperti sekarang.

Pembangunan dan penyaluran rumah masih tergolong lambat, selain itu masyarakat yang ingin memiliki rumah sendiri terkadang harus mencari tahu sendiri ke bank mana mereka harus melangkah, seharusnya justru sosialisasi dilakukan agar penyaliran menjadi lebih merata.

Ini terjadi pada Edi, dia sebelumnya tida tahu menahu tentang adanya rumah subsidi dan dunia perkreditan rumah. “Semua serba kebetulan, ada rekan yang menabung untuk beli rumah dia info ke saya, baru saya cari tahu sendiri.” Menurut Edi pemerintah ataupun pihak bank harusnya lebih gencar dalam memberikan penyuluhan perumahan rakyat kepada masyarakat.

“Sayang jika kurang informasi, masih banyak masyakat yang seperti saya tidak mengetahui adanya rumah subsidi ini”kata Edi.

Jadi penyediaan rumah rakyat harus diiringi juga ketersediaan informasi serta dukungan pemerintah tentu saja untuk meningkatkan kualitas dari program tersebut. Jangan sampai programnya sudah bagus memberikan janji manis tapi implementasinya setengah-setengah.

Pemerintah harus memberikan hak kepada masyarakat terkait kepemilikan rumah layak huni, tentu tidak terjun langsung memberikan akan tetapi pemerintah dapat berperan salahsatunya memberikan stimulus kepada BTN sebagai salah satu bank yang dipercaya untuk salurkan kredit kepada masyarkat untuk memiliki rumah.

Sebagai bank yang sudah lama bermitra dengan masyarakat dalam urusan rumah, sudah sepantasnya pemerintah fokus kepada BTN dalam menjalankan program perumahannya, karena jika banyak pemain justru perkembangannya tidak akan maksimal.

BTN sudah dikenal sebagian besar masyarakat, hanya perlu ditingkatkan lagi dari sisi promosi dan tentu modalnya. Pengalaman puluhan tahun BTN bisa menjadi keuntungan sendiri bagi pemerintah untuk meminimalisir resiko dalam berinvestasi.

Sekali lagi, kepentingan masyarakat akan rumah tetap harus didahulukan, untuk mewujudkannya tentu dibutuhkan pihak untuk bermitra, pihak yang sudah hafal betul apa yang menjadi keinginan masyarakat.

Dengan adanya sinergi yang baik antara pemerintah dan BTN, tentu pribadi seperti Edi Sugiono ini dan seluruh masyarakat yang sedang merajut mimpi untuk memiliki hunian sendiri dan layak akan cepat terwujud.

Editor: RI