ZINC Raih Outlook Positif Sejalan Kenaikan Harga Komoditas

JAKARTA-PINews.com- PT Kapuas Prima Coal Tbk (“ZINC”), emiten produsen base metal, terus melanjutkan kinerja  positif sepanjang paruh pertama tahun ini. Tercatat, hingga Kuartal II-2021 penjualan ZINC mencapai Rp499,9 miliar dan laba bersih mencapai Rp40,9 miliar. Pencapaian tersebut tak lepas dari langkah strategis yang dijalankan oleh ZINC serta terdorong oleh kenaikan harga komoditas. Sejalan dengan pencapaian tersebut, Pefindo memberikan peringkat positif kepada ZINC dan Obligasi I Tahun 2018 karena dinilai arus kas dan posisi bisnis akan membaik seiring dengan ekspansi yang terus dilakukan.

Evelyne Kioe  Direktur ZINC mengungkapkan, “Dengan peringkat baru yang diberikan oleh Pefindo dari stabil menjadi positif, serta seiring dengan proses peningkatan kapasitas produksi yang terus kami lakukan. Diharapkan ke depan kinerja ZINC dapat semakin bertumbuh dan dapat memberikan hasil yang positif bagi seluruh pemangku kepentingan ZINC.”

Lebih lanjut Evelyne menjelaskan bahwa saat ini ZINC masih akan fokus pada bisnis inti yaitu produksi konsentrat seng dan timbal. Namun seiring dengan adanya permintaan dan cadangan bijih besi yang dimiliki, sejak akhir tahun 2020 ZINC mulai mengaktifkan kembali penambangan bijih besi untuk dijual ke pasar domestik. Dimana hingga Semester I-2021, penjualan bijih besi ZINC mengalami peningkatan lebih dari 200% atau mencapai Rp22,6 miliar.

“Untuk bijih besi, kami masih akan tetap menjaga pertumbuhan yang stabil sambil terus melihat momentum untuk jangka waktu enam bulan kedepan. Diharapkan dengan program vaksinasi yang terus berjalan, serta pemulihan ekonomi pasca pandemi dapat mendorong permintaan akan komoditas ini,” ujarnya.

Sebagai informasi, saat ini ZINC tengah menambah kapasitas produksi hingga mencapai 564.000 ton konsentrat. Dimana tahun ini ZINC memperoleh kuota ekspor sebesar 46.000 ton konsentrat seng dan 17.500 ton konsentrat timbal.

Dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan di tahun depan, ZINC juga telah merampungkan pembangunan smelter timbal dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 ton per tahun yang direncanakan dapat beroperasi pada akhir tahun ini.

“Kami optimis dapat menutup tahun ini dengan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini karena kami melihat permintaan untuk konsentrat masih stabil, dan fenomena commodity supercycle juga masih berada di fase awal, sehingga masih ada peluang yang besar untuk kami terus menggenjot kinerja hingga tahun depan,” tutup Evelyne.

Editor: