Berkat Keripik Bayam, Ermita Naik Haji
Credit by: dok.chevron

Ermita terlihat sumringah siang itu. Wanita berusia 52 tahun tersebut baru saja mendapatkan kabar bahwa dirinya mendapatkan jatah kursi naik haji pada 2017. Dia sangat lega. Akhirnya, salah satu impiannya dapat tercapai.

Dia teringat pada awal tahun 2000-an. Naik haji ibarat mimpi bagi wanita yang tinggal di Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, tersebut. Rasanya mustahil bisa memiliki ongkos untuk berangkat ke tanah suci. Terlebih lagi, sejak 2005 Ermita menjadi orang tua tunggal setelah suaminya meninggal dunia. Dia harus menghidupi ketiga anaknya sendirian. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dia memilih untuk berjualan. Salah satu dagangan andalannya adalah keripik bayam. Dia berjualan dalam skala yang relatif kecil.

Hingga akhirnya pada 2014, Ermita bergabung dalam program Pusat Pembinaan Usahawan Mitra Chevron (PUC), sebuah program investasi sosial yang dibina PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) yang merupakan salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mengoperasikan lapangan migas di Riau. PT CPI beroperasi di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi).

Mengikuti rangkaian Program PUC, Ermita mulai mengikuti seminar-seminar, pelatihan sanitasi dan kemasan, serta pendampingan di lapangan. Keripik bayam yang diproduksinya semakin hari semakin baik dari sisi rasa maupun kemasan. Bisnis rumah tangga kecil-kecilan yang dia kelola sekarang berkembang pesat. Produk keripiknya diberi merek Tiga Saudara.

Dia mulai mencoba membuat keripik dari bahan baku lain seperti tempe, kentang dan talas. Setiap bulan, Ermita rata-rata berpenghasilan lebih dari Rp 6 juta. Perekonomian keluarga Ermita pun terus membaik.

Ermita pun mulai berani mengejar kembali impiannya untuk naik haji. Dia lalu mendaftarkan diri dan mencicil pembiayaan program haji di salah satu bank syariah. Tak hanya itu, Ermita mampu menambah aset dengan mencicil dua kavling tanah seluas sekitar 1.280 meter persegi.

Kini, cicilan biaya program haji Erminta sudah lunas dan dia sedangmenunggu jadwal keberangkatan ke tanah suci. Dua kavling tanah miliknya pun sudah mendapatkan sertifikat.

Keleluasaan finansial yang dimiliki membuat dirinya juga mampu menyisihkan pendapatan untuk mencicil kendaraan dan program asuransi kesehatan yang sudah berlangsung selama tiga tahun. ’’Saya ingin anak-anak saya sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, dibandingkan saya dulu. Anak-anak harus sukses,” tegas Ermita.

Program PUC merupakan salah satu program investasi sosial PT CPI di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pengembangan potensi lokal. Program PUC, yang dirintis mulai 2012, saat ini membina sekitar 250 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sekitar wilayah operasi PT CPI di Duri, Bengkalis, Rokan Hilir (Rohil), dan Dumai. Para usahawan bergerak di bidang makanan (seperti aneka keripik, dodol, bolu kemojo), kerajinan tangan (produk kertas dari bahan daur ulang, vas bunga, produk dari batok kelapa, miniatur dari kayu bekas), dan barang-barang khas Riau lainnya (kain tenun, kerajinan tekat).

Sebagai bagian dari pemasaran produk, Program PUC juga memfasilitasi pembukaan Pondok Oleh-oleh di Duri, Rohil dan Dumai yang memajang dan menjual produk-produk dari para mitra binaan. Pada pertengahan April 2017, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Riau Muhammad Firdaus secara khusus berkunjung ke Pondok Oleh-oleh Duri (POD). "Ternyata Pondok Oleh-oleh Duri ini melampaui apa yang saya bayangkan,’’ ungkap Firdaus ketika mengunjungi gerai yang berlokasi di Jalan Mawar, Duri, tersebut.

Firdaus sebelumnya membayangkan PUC hanya membantu menjual hasil binaan melalui gerai POD. Namun, ternyata lebih dari itu, PUC juga memberikan pendampingan binaan di lapangan, meningkatkan kapasitas pelaku UMKM melalui pelatihan, meningkatkan kualitas produk baik dari segi kemasan, rasa maupun kebersihan, konsultasi bisnis dan membantu mengurus perizinan industri rumah tangga (P-IRT) serta label halal. Selain itu, program PUC juga membantu pengembangan Koperasi Mawar Bestari yang telah memiliki anggota sebanyak 30 orang.  ’’Yang bisa ditingkatkan adalah kerja sama dengan biro-biro perjalanan sehingga penumpang bisa berbelanja di pondok oleh-oleh ini,’’ ujarnya.

Di hadapan para mitra binaan PUC, Firdaus meminta mereka juga aktif dalam programHalo UKM agar dapat membantu pemasaran produk secara daring. Halo UKM merupakan situs milik Dinas Perindustrian Provinsi Riau.

Menurut  Yanto Sianipar, Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs (PGPA) Chevron di Indonesia, Program PUC terbukti mampu turut meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada gilirannya dapat menggerakkan perekonomian lokal. “Saya sangat bangga karena banyak di antara usahawan mitra Chevron yang sudah memberdayakan masyarakat sekitar sehingga manfaat berganda dari program PUC ini dapat dirasakan secara luas,” tutur Yanto. Dia berharap Program PUC mendapatkan dukungan dari pemerintah dan pihak terkait lainnya sehingga dapat berkelanjutan.

Editor: HAR