Pertamina Sangat Siap Kelola Blok Mahakam Secara Mandiri
Credit by: Ilustrasi

Jakarta, PINews.com - PT Pertamina (Persero) dinilai siap dari berbagai aspek untuk mengelola Blok Mahakam, di Kalimantan Timur, secara mandiri. Namun, jika PT Total E&P Indonesie, pengelola saat ini, tetap ikut serta mengelola pasca berakhirnya kontrak pada akhir 2017, Pertamina akan bisa berbagi risiko.

"Masa tidak percaya sama Pertamina? Saya pikir Pertamina sudah siap dari berbagai sisi, termasuk dari sisi pendanaan," ujar Inas Nasrullah Zubir, Anggota Komisi VII DPR dari Partai Hanura, Minggu (26/6).
Kontrak pengelolaan Blok Mahakam yang dimiliki PT Total EP Indonesie dan Inpex Corporation akan berakhir Desember 2017. Pemerintah memutuskan menyerahkan hak pengelolaan 100% Blok Mahakam kepada Pertamina. Namun pemerintah mengizinkan Pertamina menggandeng Total dan Inpex sebagai mitra. Sebab, dua perusahaan migas ini sudah berpengalaman mengelola blok di Kalimantan Timur. Tapi, kepemilikan Total dan Inpex di Blok Mahakam dibatasi maksimal 30% saham.
Hal senada diungkapkan Harry Poernomo, Anggota Komisi VII DPR dari Partai Gerindra. Menurut dia,  Pertamina sudah pasti siap untuk mengelola sendiri Blok Mahakam. Namun yang harus diperhatikan adalah risiko yang dihadapi jika mengelola sendiri.
"Jika memang mungkin, lebih baik patungan dengan pemain lama agar bisa bagi risiko," ungkap Harry. 
Manajemen Pertamina sendiri menegaskan tidak akan menunggu keputusan operator existing, yakni Total E&P dan Inpex Corporation, untuk ikut bergabung dalam pengembangan Blok Mahakam setelah kontraknya berakhir dan beralih ke Pertamina pada akhir 2017.
Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, menegaskan Pertamina tidak terpengaruh keputusan Total dan Inpex dan tetap akan melanjutkan proses transisi alih kelola dan menjaga performa Blok Mahakam . “Total dan Inpexikut atau tidak? Ya Mahakam jalan terus.  Blok Mahakam itu kan sudah jadi tugas Pertamina," tegas Dwi.
Pertamina memberikan waktu hingga Juni 2016 kepada Total E&P untuk menentukan sikap pasca berakhirnya kontrak pengelolaan Blok Mahakam pada 2017. Jika Total tidak juga memutuskan untuk ikutserta dalam pengelolaan  pasca 2017, Pertamina siap mengelola sendiri Blok Mahakam mulai 2018.Untuk persiapan pengambilalihan pengelolaan Blok Mahakam setelah 2017, Pertamina juga sudah membentuk tim transisi. Tim yang bernama Tim Pengambilalihan Pengelolaan Mahakam (TPPM) ini nantinya  memiliki beberapa tugas, mulai dari  melengkapi data operasional Pertamina ketika mengelola Blok Mahakam. 
Tim transisi juga menyiapkan menyiapkan work program and budget (WP&B) 2016 maupun WP&B 2017.
Data Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyebutkan sisa cadangan gas di Blok Mahakam masih cukupbesar. Sejak ditemukan cadangan pada 1972, diperkirakan masih menyisakan cadangan 2P minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan 2P gas sebanyak 3,8 TCF pada 2017. Dari jumlah tersebut diperkirakan sisa cadangan terbukti (P1) gas kurang dari 2 TCF.
Taslim Yunus, Kepala Bagian Humas SKK Migas, mengungkapkan jika Pertamina mengambil seluruh pekerja Total di Blok Mahakam, pengambilalihan operasi blok gas terbesar di Indonesia tersebut diperkirakan tidak akan ada masalah.
Untuk sumber daya manusia, lanjut Taskin, jika Pertamina menggunakan semua karyawan nasional yang ada di Total, pasti bisa. Pasalnya, 95% workforce-nya itu nasional bukan karyawan asing Total.
"Tinggal apakah Pertamina punya dana untuk investasi, misalnya ada beberapa lapangan yang harus dikembangkan, dan ada pemboran tambahan," ungkapnya.
Menurut Taslim, jika Pertamina mampu mengelola sendiri Blok Mahakam, tentu lebih baik dikelola sendiri. Namun dia menambahkan Pertamina yang benar-benar baru masuk di blok. "Kecuali kalau sebelum kontrak berakhir, Pertamina farm in disitu, katakanlah 10%-20%, dia menguasai disitu. Ini kan Pertamina boleh dikatakan betul-betul baru," katanya.
Editor: RI