Ini Strategi Pertamina EP Bertahan Di Tengah Krisis Minyak Dunia
Credit by: Ilustrasi - Lapangan minyak banyu urip (pertamina-ep)

Jakarta, PINews.com - Ditengah harga minyak dunia yang fluktuatif, PT Pertamina EP tetap melaksanakan tugasnya mencari dan memproduksikan sumber minyak dan gas bumi di beberapa wilayah di Indonesia guna menjamin ketersediaan energi nasional.

Untuk tahun 2015, anak perusahaan Pertamina ini menargetkan pemboran eksplorasi sebanyak 9 sumur yang terdiri dari 5 sumur wildcat dan 4 sumur deliniasi. Dari kegiatan eksplorasi tersebut diharapkan dapat mencapai target penemuan cadangan sampai 90 MMBOE, yang terdiri dari minyak sebesar 22 Juta Barel Minyak Mentah (MMBO) dan gas bumi sebesar 390 Milyar  Standar Kaki Kubik (BSCF).

Selain itu, untuk kegiatan eksplorasi, saat ini Pertamina EP tengah gencar melaksanakan seismic untuk mencari sumber cadangan migas yang baru.

“Pertamina EP merencanakan kegiatan survey seismic sepanjang 1.167 km, yang terdiri dari wilayah Area Sumatera Utara untuk survey Garcinia dan Seremban, Area Sumatera Selatan untuk survey Karbela dan Selingsing, Area Jawa Barat untuk survey Akasia Besar, Area Jawa Timur untuk survey Lumajang, Area Kalimantan untuk survey Tanjung dan Bunyu, serta di Area Papua untuk survey Kupalanda” ujar Muhammad Baron Public Relation Pertamina EP di Jakarta (7/7/2015).

Sementara itu, dari sisi produksi, sampai bulan Mei tingkat produksi minyak Pertamina EP sebesar 106,818 Barel Per Hari atau setara 97% dari target WPNB sebesar 109.708 Barel Per Hari, dan Gas sebesar 1,035 MMSCFD, atau sebesar 99% dari target 1,045 MMSCFD.

“Ini merupakan pencapaian yang kami dapatkan dengan perjuangan yang luar biasa, karena kita harus menahan laju decline rate yang cukup tinggi namun dengan pemboran yang sedikit” jelas Baron.

Lebih lanjut, Baron menyampaikan bahwa jumlah pemboran eksploitasi Pertamina EP di Tahun 2015 sebanyak 37 sumur dan sampai bulan Mei sudah tercapai 26 sumur, tidak sebanyak tahun sebelumnya karena saat ini Pertamina EP dihadapkan pada posisi dimana harga minyak dunia tidak bagus, sementara biaya produksi tidak serta merta ikut turun.

“Melihat kondisi ini, sesuai arahan manajemen, kami menerapkan prinsip efisiensi menyeluruh di segala bidang, dan per april kemarin kami mampu melakukan penghematan sebesar USD 43,3 Juta dan sampai dengan bulan Mei kami mampu menghasilkan laba sebesar USD 324 Juta” tegas Baron. 

Editor: RI