Cilamaya, PINews.com - Polemik pembangunan pelabuhan CIlamaya akhirnya menemui titik terang. Pemerintah memutuskan bahwa pembangunan pelabuhan akan dipindahkan, bukan lagi di CIlamaya yang sudah terdapat fasilitas produksi PHE ONWJ anak perusahaan Pertamina. Dengan demikian ancaman kerugian negara seperti pemadaman listrik di wilayah Jabodetabek, serta kerugian materi yang cukup besar pun bisa dihindari.
Keputusan ini ditegaskan Wapres Jusuf Kalla usai mengunjungi lokasi pembangunan pelabuhan di Cilamaya bersama dengan Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menko Maritim Indroyono Soesilo, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan, Menteri PPN/Bappenas Andrinof Chaniago, Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto, Wakil Gubernur Jawa Barat Dedy Mizwar, serta Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di Kantor Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (2/4).
"Tadi diputuskan bahwa rencana pelabuhan tetap harus berjalan secepat-cepatnya, tapi agak bergeser di daerah yang aman ke timur yang di depannya tidak banyak anjungan-anjungan dan oil rig," kata Kalla.
Pembangunan pelabuhan sendiri tetap akan dilanjutkan, hanya saja posisinya sekarang bergeser disekitar wilayah antara Subang dan Indramayu.
Keputusan ini pun disambut positif Pertamina selaku pihak yang paling menolak pembangunan, karena jika diteruskan pembangunannya, Pertamina harus menelan kerugian ratusan triliun akibat fasilitasnya yang harus dipotong maupun diberhentikan operasinya selama pembangunan.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989
JAKARTA,PINews.com - Cadangan batu bara nasional yang mencapai 35 miliar ton dan sumber daya sebesar